Rafting bersama Songadventure Probolinggo

Ini pengalaman pertama kami rafting keluarga. Udah lama sebenarnya pengen nyoba keseruan mengarungi jeram di derasnya aliran sungai. Pikiran saya dulu saya mau berangkat berdua suami untuk aktivitas-aktivitas outdoor seperti ini. Eh ternyata justru kesampeannya rafting bareng anak!

Sempat ragu di awalnya sih, amankah rafting sama anak? Soalnya yang biasanya dilihat di foto orang-orang kan pake terbang dari air terjun, perahu terbalik dan berenang-renang di sungai. 

Waduuhh, yang kepikiran ya cuma anak-anak. Sebagai emak-emak tentu saja mikirin airnya deres banget nggak, sungainya dalem banget nggak, plus nyiapin briefingan apa saja yang harus dikasih tau ke anak-anak kalau sekiranya (amit-amit) kita mengalami hal-hal yang tak terduga. 

Bolak-balik saya tanya suami, apa dia sudah menginformasikan dengan jelas ke operator tentang usia anak kita. "Bener ayah udah bilang anak-anak umurnya berapa? Bayo masih 5 taun loh..." kata saya nunjuk si bungsu. Takutnya dia cuman bilang bawa anak aja, terus dikira operatornya anak-anak usia 10 tahunan, lhaaa...kalo ternyata si bungsu nggak bisa ikut trus masa kita tega lanjut pergi begitu aja, hiiiks.

H-1 saya browsing-browsing untuk menenangkan diri, lihat profil operatornya, terus artikel-artikel tentang rafting bersama anak. Ternyata rata-rata operator sudah punya paket rafting keluarga, beberapa malah punya paket outbond sekolah, yang artinya pasti mereka punya handling procedures yang berpengalaman dong ngatasin anak-anak. 

Kalau menurut saya sih, usia aman anak diajak rafting itu 6 tahun. Di mana mereka udah bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, dan paham risiko-risiko secara sederhana.

Baik, we're in. 

Setelah memastikan semuanya oke, anak-anak paham protokol kesehatan, dan sedang dalam kondisi sehat semua, berangkatlah kita ke Songa Adventure Rafting, Tiris, Probolinggo. 

songadventure probolinggo

Sebelumnya, H-1 kita sudah buat reservasi terlebih dahulu. Lalu transfer untuk DP dengan jumlah bebas, di mana kalau cancel datang, 50% DP nya hangus. 

Kemarin kita bayar DP 200rb aja dari total biaya untuk 5 pax paket Songa Atas. Paket rafting yang ada di Songadventure ini terdiri dari Songa Atas (339 ribu/pax) dan Songa Bawah (299 ribu/pax). Bedanya ada di jalur sungai dan durasi yang ditempuh. 

Perjalanan ke Probolinggo memakan waktu sekitar 2 jam dari Malang, lokasinya lebih jauh daripada tempat kita snorkeling dulu di Gili Ketapang. Turun dari mobil langsung ada petugas yang mendata reservasi, lalu nggak pake lama kita langsung ganti baju air karena ternyata rombongan lain udah pada siap. 

Pakaian Rafting

Kostum untuk rafting nggak perlu pake baju renang, cukup baju yang nyaman dan tidak menyerap air supaya nggak berat. Semacam bahan celana pantai gitu, atasnya boleh pake baju nylon biar gampang kering. 

Cowok-cowok sih gampang yaa.. ibuknya nih yang mikir segala rupa, bingung sampe kepikiran mau ke toko olahraga dulu cari-cari kostum air, wkwkk lebay deh, Bu. 

Beberapa hal untuk diperhatikan pakaian rafting hijab
- nggak usah pake kerudung yang banyak pentul-pentulnya, bahaya dan bisa nggak sengaja nusuk perahu karetnya jadi kempes
- kalo pake kerudung segiempat, pastikan pake ciput dan helmnya kenceng soalnya bisa ambyar bentuk gak karuan
- pake hijab langsungan juga tetep pake ciput deh 
- intinya pake ciput! 
- baiknya nggak pake rok, kecuali rok celana. kalo rok nanti bisa ngangkat-ngangkat roknya... 

Pakaian rafting hijab saya akhirnya pake celana berenang biasa yang dari Polite karena longgar dibanding pake legging, atasannya pake kaos spandek yang sekiranya kalo basah bisa cepat kering. Dalemnya pake kaos singlet yang dimasukkin ke dalam celana, supaya jika keadaan mengharuskan turun berenang ke sungai, kalo atasannya nyingsat-nyingsat masih tertutup kaos dalem. Kerudungnya, pake ciput+ninja. Plek di kepala. 
rafting bareng anak
Untuk alas kaki rafting, sangat direkomendasikan pake sendal bertali. Baik itu sendal gunung, sendal karet yang ada tali belakangnya, atau sepatu sekalian (kalo lihat para pemandu juga pake sepatu yang solnya karet). 

Jangan pake sandal jepit buat rafting, potensi talinya putus, susah berenang, copot atau terpeleset sangat besar :)) 

Perlengkapan Rafting

Sebenarnya nggak ada perlengkapan rafting khusus yang mesti disiapkan sendiri sih, aslinya kita cuman bawa badan aja turun ke air. Kalo mau bawa hape, dompet, kunci mobil, cemilan, minyak telon, atau obat khusus misalnya, bisa dititipkan mas-mas pemandu atau bawa tas sendiri. 

Saya kemarin bawa satu dry bag untuk naruh barang-barang tsb dan masker supaya tidak basah kena air. Tasnya nanti bisa diikat di perahu. Handphone biar nggak bolak-balik ngodok tas, dikalungin pake plastik jadi bisa sambil foto-foto pemandangan. 

Perlengkapan standar wajib pakai yang disediakan oleh operator adalah rompi pelampung, dayung, dan helm. Pake helm yang bener, serius deh! Jangan sok-sok imyut pake helm longgar, kepala jadi taruhannya...

Setelah semua siap pakai perlengkapan dan bawa dayung masing-masing (kecuali anak-anak), kita naik truk sapi menuju lokasi sungai atas, menempuh jalan mulus sampai bergelombang selama kurang lebih 10 menitan. Turun di titik tertentu, kami lanjut lagi berjalan kaki menurun sekitar 15 menit sampai tiba di sungai. 

Arungi jeram sama anak-anak!

rafting bersama anak
ready to jump!

Sungai Pekalen di Probolinggo ini panjangnya 12 km di hulu, bagian tengah 7 km, dan hilir 10 km. Kedalamannya berbeda-beda di setiap titik. Sungai ini adalah salah satu objek wisata Probolinggo dengan keindahan pemandangan airnya. Tingkat kesulitan jeramnya konon ada di angka 2 dan 3 (ini nanti googling aja yah soal tingkatan tantangan arung jeram secara khusus). 

Begitu perahu karet sudah siap, kami naik ke masing-masing perahu beserta pemandunya (belakangan saya baru tahu mereka ini istilahnya Skipper). Biasanya satu perahu diisi enam-delapan orang, tapi kita cuman berlima udah gitu isinya anak-anak pula :)) Jadi yang mendayung hanya orang dewasanya aja, itupun aku mageerrr, hahaha. 

Setelah briefing tentang posisi dan kecepatan mendayung, komando kapan harus goyangin perahu, dsb, kita memulai pengarungan dengan penasaran sambil bebacaan doa yang kenceng. 

Sebagai emak-emak mata saya full pengawasan terhadap anak-anak. Pokoknya perintah yang harus mereka perhatikan cuman satu: BOOM! yang artinya mereka harus turun duduk di dasar perahu sambil pegangan ke tali yang ada di setiap bantalan duduk. Fungsinya tentu supaya mereka nggak terlempar ke luar perahu saat harus menghadapi jeram yang cukup curam. 


Setelah jalan beberapa meter, mulai kerasa nyaman dan menyenangkan mengikuti aliran sungai, nabrak batu-batu, menghantam arus kecil sampai besar, seru-seru bangeeet...adrenaline rush!  

Perahu karet yang digunakan rafting haruslah berkualitas tinggi untuk mengurangi dampak tabrakan dan nggak mudah bocor. 

Skipper kami juga berpengalaman dan punya pengetahuan baik dalam teknik mengatasi arus dan menguasai medan. Di beberapa titik juga ada tim rescue yang berjaga-jaga ngikutin, bantuin perahu yang nyangkut atau melakukan dokumentasi buat kita-kita yang nggak bisa mendokumentasikan dari jauh. 

Anak-anak enjoy banget menikmati percikan-percikan air, goyang-goyangin perahu saat mentok nabrak batu, dan saat perahunya harus loncat mengarungi jeram yang menurun. Teriak kenceng, bebaasss....!!! 

Gua Kelelawar dan Air Terjun

Pemandangan yang kita lalui sepanjang sungai, asli baguuuuss sekali. Melewati  celah-celah tebing tinggi dengan pepohonan rindang di atasnya, somehow terasa kelam dan dingin di sini, tapi asik banget, menenangkan buat lepas-lepasin stres... instagramable pokoknya!

Kita juga melewati gua-gua yang dihuni ratusan kelelawar bertengger di sisi-sisi dinding gua sampai baunya tercium sangat tajam. Anak-anak penasaran tapi juga mengeluh soal baunya haha. Ada sejumlah biawak juga yang bertengger di bebatuan tebing siap menangkap mangsanya (kelelawar lho ya, bukan kita :p)  

Sepanjang jalan di sungai, banyak air terjun-air terjun kecil yang indah dan comforting banget denger suara deburan air yang jatuh. Kalo bisa sih, manfaatkan momen ini buat foto-fotoin pemandangan, pemandu juga nggak masalah kok kalo kita minta berhenti dulu muat moto-moto. 

songarafting

Akhirnya kita sampai di air terjun Tirai Bidadari, saya lupa ini air terjun ke berapa sepanjang perjalanan tadi. Kami berhenti dulu turun dari perahu untuk beristirahat, menikmati suasana, foto-foto sembari menunggu perahu lain mendarat. 

Air terjun ini istimewa sekali, karena terbentuk dari 16 titik mata air yang berada di puncak tebing. Derasnya aliran air yang nembus tebing kemudian secara alami membentuk gugusan stalaktit yang berbeda-beda ukurannya, mirip lorong panjang goa. Diperkirakan proses pembentukan air terjun ini sudah berlangsung selama ratusan atau ribuan tahun yang lalu, makanya disebut juga air terjun purba. 


rafting di probolinggo

Konon, akses menuju air terjun ini sangat sulit dan lokasinya tersembunyi sehingga belum banyak yang tahu. Satu-satunya cara mudah ya mengarungi jeram ini tadi, kita langsung ada di bawah sungainya, sementara pengunjung non-rafting berjalan kaki sangat jauh dari lokasi mereka bisa memarkirkan kendaraan dan hanya bisa menikmati pemandangannya dari tepi atas sungai. 

Anak guweh, memang suka rada drama sih di sini selagi istirahat dia duduk gemetaran sampe bilang "harusnya aku nggak ikut..." wkwkwk, duh asli deh bikin orang lain kuatir aja sementara emak-bapaknya udah apal banget dengan kondisi kaya gini. Skipper kita sampe nanyain mulu, "adek nggak apa-apa nih, Bu?" 

Yah, dia mah biasa gitu...udah biasa kek gitu maksudnyee...di kolem aja dia mah paling cepet naik alasan kedinginan.

*ibu-ibu yang merasa khawatir saya terlalu kejam dan gak peka, engga kok...kuyakin habis ini juga anaknya biasa lagi, percayalah kami sudah melalui masa seperti ini selama 3245 kali, hahaha. 

Kembali arungi jeram

Yok, kita berangkat lagi mengarungi sisa setengah perjalanan. Am sori saya nggak pake jam tangan, cuman bawa handphone yang mana burem banget kalo diliat dari plastik jadinya hanya dilihat pas lagi senggang aja, itupun nggak lihat jam. Jadi nggak tahu udah berapa lama kita jalan di sungai.

Jeram selanjutnya bervariasi, ada yang lebih deras tapi juga ketemu aliran sungai yang tenang buat mendayung. Juga suasana sudah lebih terang karena sinar matahari bisa masuk dengan leluasa, dan si Dede juga udah balik biasa lagi dia, lupa kalo tadi dia bilang nggak mau ikut :))  

rafting

Di bagian sini kita malah ketemu sama monyet-monyet lokal berekor panjang bergelantungan bebas di antara tali-tali pepohonan. Ahh, seneng banget ketemu banyak fauna selain capung-capung jarum yang rajin hinggap di perahu, tapi susah banget ditangkap. 

Lelah mengarungi derasnya jeram dan sudah basah kuyup, kita berhenti di satu titik untuk duduk-duduk sejenak, menikmati snack yang disediakan. Wedang jahe dan aneka gorengan seperti telo dan pisang turut menghangatkan badan dan mengisi perut. 

rafting sama anak

songarafting probolinggo

20 menit beristirahat, kami lanjut lagi perjalanan di aliran sungai yang sudah jauh lebih kalem. Anak-anak bisa turun berenang nangkepin ikan-ikan sungai dan main air sepuasnya sambil menunggu tim lain berdatangan menuju garis finish. 

Nggak lama dari situ, sampai juga ke titik akhir perjalanan. Berhenti di aliran sungai yang tenang, kita naik kembali ke tebing. Perahu dikempeskan, dan berjalan menuju truk sapi yang membawa kita kembali ke basecamp. 

Meski sudah hampir 3 jam ber-arung jeram, anak-anak masih juga tolah-toleh ke jalur sungai yang masih mengalir. Kayanya masih ketagihan ingin nyebur lagi, tapi medannya memang nggak memungkinkan juga karena lewat celah batu buesaaarrr sekali yang rasanya nggak akan bisa dilalui perahu dalam aliran air yang sangat deras. 

Kita memang nggak bisa main bebas di sini, misal main-main di sungai tanpa pengawasan. Pihak operator Songadventure juga sangat ketat dalam menjamin safety pesertanya.  

Habis bersih-bersih, mandi, dan ganti baju di basecamp, kami makan siang dengan nasi kotak, air kelapa, buah yang disediakan oleh operator. 

Alhamdulillah, nggak perlu mampir-mampir cari makan lah ya, lebih aman juga pas lagi gini. Bayo udah tepar duluan di mushola sejak nungguin yang lain mandi, anak ini emang paling semangat dan beranian. Rafting sama anak akhirnya kesampaian dengan aman dan sentosa. 

Eberibodi hebiii!!

Nggak ada yang bisa menggambarkan perasaan saat itu selain : happy! 

Capek atau enggak, asal happy semua bisa dilalui. Lega juga karena anak-anak semua baik-baik aja, kami semua aman. Lecet dan memar sedikit tak apalah yaaa...biar jadi sisa-sisa pengalaman. 

Meskipun ternyata.... sisanya nggak cuman lecet aja, geess.... tapi juga badan yang luaarrr biasa remek besokannya pas bangun tidur, hahahaha. 

Begituuu, cerita keseruan kami rafting di sungai Pekalen, Probolinggo bersama Songa Rafting Adventure. Kalau boleh kasih rekomendasi, operator ini profesional banget dalam menjalankan tugasnya. Skipper sangat care dan berpengalaman, tim rescue yang siaga dan jeli ambil momen. Fasilitas perlengkapan layak, kamar mandi juga bersih, makanan oke. Worth the price for the hospitality and experience. 

Tips Rafting Bersama Anak  

  1. Wajib sehat 
  2. Beri pre-knowledge tentang kegiatan apa yang akan dilakukan, medan seperti apa, dan apa aja yang harus dipatuhi
  3. Wajib makan dulu
  4. Bawa cemilan ringan dan obat di dalam dry bag; seperti cereal bar, air minum, dan minyak hangat 
  5. Berikan rambu-rambu di lapangan, mis; jangan bercanda di atas perahu, ikuti komando pemandu, hati-hati dengan kepala, dan untuk selalu dekat dengan ibu dan ayah
  6. Ajak ngobrol saat di perjalanan, jelaskan hal-hal atau pemandangan yang dilalui, jawab keingintahuannya
  7. Keep an eye on them ya, bapak, ibu... :)
  8. Jangan lupa beri pesan untuk berdoa, besenang-senang dan nikmati petualangannya 
  9. Berikan post-knowledge, cerita keseruan tadi, apa yang dirasakannya dan puji jika mereka sudah melakukan yang diharapkan
  10. Perhatikan kesehatan anak pasca rafting 

Next Post Previous Post
6 Comments
  • Enny Ratnawati
    Enny Ratnawati 31 Oktober 2020 pukul 17.17

    Wuih seru banget rafting bareng keluarga yaaaa....
    terus terang aku takut rafting ini tapi suamiku suka banet, jadi blm klop2 hahahaha.
    ternyata kayaknya seru juga kalau sekeluarga, asal dipastikan aman yaaa

  • K. Niken
    K. Niken 31 Oktober 2020 pukul 17.57

    Nah ini dia keluarga petualang. Aku cari2 juga informasi seperti ini. Mau ajak duoK berpetualang lebih seruuuu wkwkw. Tapi kayakmya emaknya yang nderedeg deh wkwkw. BUtuh ekstra pengawasan ya untuk anak.

  • Bayu Fitri
    Bayu Fitri 31 Oktober 2020 pukul 18.14

    Keren mbak seru banget ini klo paket buat keluarga tapi yang naik prahu orang dewasa semua boleh ga ya? aku pengen banget rafting cantik gini gak yang ajrug2kan kayak umumnya orang dewasa..ngeri.Tapi klo yang paket keluarga gini kan santuy ya ga pake ajrug2 kan hehehe

  • umimami
    umimami 1 November 2020 pukul 22.22

    duuu asyik banget rafting, ini salah satu wishlist liburannya koko nih tapi belum kesampean hihi

  • Sita
    Sita 3 November 2020 pukul 10.19

    Tips ke 10 itu yang penting mbak. Anak2 harus memastikan diri kalau bilas mereka bersih. Supaya pulang nggak jadi gatal2. Minum teh hangat setelah selesai rafting

  • Nusantarakreatif.id | Putri Santoso
    Nusantarakreatif.id | Putri Santoso 9 November 2020 pukul 17.50

    Sebentar kak masih belum paham sama harga per pax nya.
    itu satu orang 399 atau 5 orang 399 kak?
    btw seru banget loh kak rafting. aku blm pernah coba sih. jadi pengen coba main rafting kalau pas jalan-jalan nanti

Add Comment
comment url