Kisah Tiga Penjuru dalam Batik Tulis Singkawang

Tempat mana yang langsung terpikir ketika mendengar kata ‘batik’? Kalau masih kepikiran Yogya, Solo, dan Pekalongan, ya nggak salah sih, karena ketiga daerah ini adalah penghasil batik terbesar di Indonesia.

Tapi kekayaan Indonesia makin berkembang karena keragaman batik kini merambah ke luar Pulau Jawa. Selain Bali dan Nusa Tenggara, ada hidden gem batik Nusantara dari Pulau Borneo.

Batik Tulis Tiga Penjuru khas Singkawang

batik Singkawang
Priska Yeni Riatno

Tak banyak yang tahu jika di Kota Singkawang, kota kecil di Kalimantan Barat, ada sentra pembuatan batik tulis. Lokasinya menyebar di tiga penjuru, yakni di Tainam, Singkawang Timur, Sedau, Singkawang Selatan, Pasiran, dan Nyaronkop di Singkawang Barat.

Adalah batik tulis Tiga Penjuru yang jadi motif andalan batik Singkawang. Motif yang menyimbolkan keragaman masyarakat Singkawang yang terdiri dari suku Melayu, Tionghoa, dan Dayak ini sekaligus juga menunjukkan tiga pintu masuk ke Singkawang.

batik Tiga Penjuru
Motif Batik Tiga Penjuru (equator.co.id)

"Masing-masing penjuru untuk masuk ke Kota Singkawang itu memiliki karakteristik seperti di arah pesisir itu identik dengan Melayu, kalau timur Tionghoa dan Dayak serta untuk barat urban," jelas Priska Yenirianto dalam sebuah kesempatan menjelaskan motif batik yang dipeloporinya.

Batik Tiga Penjuru yang kini diminati warga luar Kalimantan dan luar negeri adalah bukti bagaimana harmonisasi masyarakat yang ada di Singkawang. Tidak salah jika kota ini didapuk sebagai kota paling toleran di Indonesia. Dalam satu potongan kain, tergambar corak naga, melayu, dan dayak.

Selain motif Tiga Penjuru, batik khas Singkawang juga punya ciri tersendiri, yang juga menjadi keunikan setiap daerah penghasil batik. Yaitu adanya motif yang menggambarkan kebiasaan sehari-hari masyarakat dan tumbuhan endemik yang dituangkan dalam warna-warna yang cerah dan harmonis.

motif batik singkawang

Priska Yeni Riatno, Pelopor Batik Singkawang yang Mendunia

Bermula dari keinginan yang sederhana dari seseorang yang mencintai tanah kelahirannya, Priska ingin mengenalkan Singkawang lewat sebuah kain batik yang mengusung kultur dan kearifan lokal Singkawang.
batik khas Singkawang
Priska (Tribun Pontianak)

Seusai mempelajari seni batik di Yogyakarta, ia mengenalkan kesenian batik tulis pada masyarakat di kota asalnya yang tidak sama sekali familiar dengan tradisi membatik. Namun karena nilai seni yang akan dihasilkan dari membatik ini bisa membaur dengan kultur dari masyarakat lokal, dan ada nilai ekonomi pemberdayaan di dalamnya, masyarakat pun terbuka untuk mempelajarinya.

Priska kemudian jadi orang pertama yang mengenalkan batik tulis di Singkawang dan berhasil membangun Kampung Wisata Ragam Corak Tiga Penjuru Singkawang di tiga tempat: Kawasan di Jl Cisadane adalah penjuru Singkawang Barat, desa Nyarumkop di Singkawang Timur, dan desa Sedau di Singkawang Selatan.

Di tiga kampung itulah, Priska bersama warga lokal berkreasi, menciptakan motif-motif baru, dengan memasukkan unsur-unsur kearifan lokal di dalamnya. Misalnya bunga betabur dan nelayan bejale jala ikan untuk motif masyarakat Melayu pesisir, burung enggang, tengkawang dan sumpit untuk motif khas Dayak dan motif naga untuk khas Tionghoa.

motif Tidayu
Motif Tidayu (Pontianak Jawa Pos)


Lewat program pemberdayaan ini, Priska tidak hanya sang pelopor tapi juga berhasil membangkitkan ekonomi kreatif yang melibatkan masyarakat lokal dan merawat keberagaman lewat karya seni.

Priska dan timnya juga rutin mengkampanyekan batik ke sekolah-sekolah. Bahkan membina ekstrakurikuler membatik di sekolah luar biasa hingga perguruan tinggi.

Kini, Priska dan timnya memiliki sejumlah karyawan yang berasal dari masyarakat lokal seperti ibu-ibu rumah tangga, dan anak-anak putus sekolah. Pembinaan dan pembekalan ini terus diupayakan sehingga mereka bisa berdaya dan mengembangkan keahlian batiknya pada media lain seperti lukis sepatu.

Harga Batik Tulis Singkawang

Untuk harga batik tulis yang diproduksi oleh galeri Kote Singkawang yang didirikan Priska, berkisar mulai Rp300.000 - Rp3.000.000 per helai kain, di mana harga tertinggi dicapai oleh batik tulis motif Tiga Penjuru yang paling terkenal.

Anugerah Desa Sejahtera Astra 2021

Tidak salah jika Desa Ragam Corak Tiga Penjuru (Desa Sedau, Desa Nyarumkop, dan Desa Cisadane) dinobatkan sebagai peraih Anugerah Desa Sejahtera Astra tahun 2021.

Sementara Priska sendiri sebagai individu memenangkan Satu Indonesia Awards 2020 tingkat provinsi dari pihak yang sama. Sebuah penghargaan untuk sosok yang menginspirasi.

Sumber: 
  • https://www.insidepontianak.com/pontianak/pr-4543313130/merawat-keberagaman-dari-sepotong-batik-tulis-singkawang
  • https://kalbar.antaranews.com/berita/496189/batik-tulis-tiga-penjuru-kota-singkawang-jadi-simbol-keberagaman
  • https://pontianakpost.jawapos.com/daerah/singkawang/02/10/2022/kampung-batik-tersebar-di-tiga-penjuru-kota-singkawang/
Next Post Previous Post
1 Comments
  • duniamasak
    duniamasak 23 Desember 2022 pukul 10.50

    cantik banget batiknya :') jadi pengen koleksi lagiiii

Add Comment
comment url