Cek Kesehatan Gratis 2025: Kado Ulang Tahun Sehat Bebas Gula

Beneran ya, memasuki usia middle age tuh ulang tahun nggak butuh rame-rame, validasi, surprise, atau ucapan sana sini. Ada yang lebih penting untuk diketahui, yaitu: status kesehatan ^_____^

Dan tahun ini saya dapat hadiah ulang tahun dari negara!! 

Sudah tahu belum, mulai 10 Februari 2025, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini penyakit. 

cek kesehatan gratis pemerintah

Program ini ditujukan kepada semua warga negara Indonesia yang sedang berulang tahun, dan bisa dimanfaatkan selama 30 hari setelah tanggal lahir. Sebuah gebrakan yang patut diapresiasi, apalagi buat saya yang sudah nggak dapat lagi fasilitas Medical Check Up rutin yang biasanya dari kantor. Padahal dulu paling suka kalau waktunya MCU, bikin deg-degan sekaligus penasaran... 

Dapat WhatsApp dari Kemenkes? Cek, Itu Undangan Pemeriksaan Gratis!

Pengalaman saya dimulai dari pesan WhatsApp yang masuk di bulan ulang tahun, awal bulan Maret. Isinya ajakan dari Kemenkes untuk mengikuti program ini. 

Dalam pesan tersebut, saya diarahkan untuk mendaftar melalui dua opsi: aplikasi Satu Sehat Mobile atau langsung mendaftar ke WhatsApp Kemenkes di nomor 0811 10 500 567.

Saya memilih opsi daftar melalui aplikasi Satu Sehat. Prosesnya cukup simpel dan user-friendly.

  • Install aplikasi Satu Sehat 
  • Isi data yang diminta
  • Mendaftar untuk Cek/Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) 

Setelah mendaftar dan mengisi identitas, saya bisa langsung memilih fasilitas kesehatan (faskes) terdekat yang mendukung layanan ini, lalu menjadwalkan hari kunjungan. 

Tiket digital langsung muncul dan siap dipakai.

Tenang aja, kalau tiba-tiba tidak bisa di tanggal tersebut, bisa reschedule (tapi saya nggak tahu bisa berapa kali jadwal ulang). Intinya sih waktu tersedia sampai H+30 ultah. Tanggalannya akan berwarna hitam jika sudah tidak bisa dipilih. 

Sebelum hari H, saya juga diminta untuk mengisi kuesioner screening awal di aplikasi. Ini semacam asesmen mandiri tentang gaya hidup, kebiasaan makan, aktivitas fisik, hingga aspek psikologis. Menariknya, ada juga pertanyaan terkait emosi dan perasaan, yang sepertinya jadi data dasar untuk pemeriksaan kejiwaan.

Hari H: Datang ke Puskesmas dan Dapat Perlakuan Khusus

Setiba di puskesmas setempat, saya mengambil nomor antrean di layanan PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis) dan duduk menunggu bersama pasien lain. 

Tapi ternyata, peserta program PKG/CKG seperti saya bisa “menyela” di sela pemeriksaan pasien umum. Bukan karena istimewa, tapi karena durasi pemeriksaannya memang relatif singkat dan tak mengganggu antrean panjang.

Pelayanan cukup cepat dan ramah, ada petugas yang mengarahkan ke sana sini dan sebelah mana polinya. Terus terang saya pribadi belum pernah sengaja berobat ke puskesmas sini, bukan karena apa-apa, karena waktunya aja yang nggak match karena hanya bisa di hari kerja. Jadi data saya terbilang pasien baru di puskesmas ini. 

Anyway, Setelah menunjukkan tiket dari aplikasi dan dokumen identitas, saya langsung diarahkan ke beberapa poli sesuai kelompok usia saya.

Jenis Pemeriksaan Berdasarkan Usia

Pemeriksaan yang diberikan memang tergolong lengkap dan dibedakan berdasarkan usia:

  • Bayi baru lahir (0–28 hari): Pemeriksaan kelainan bawaan.
  • Balita (0–5 tahun): Pemeriksaan tumbuh kembang, pengukuran berat badan dan tinggi badan.
  • Usia sekolah dan remaja: Pemeriksaan gigi, penglihatan, dan pendengaran.
  • Dewasa di bawah 40 tahun: Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, fungsi ginjal, serta kesehatan mental.
  • Usia 40 tahun ke atas: Tambahan pemeriksaan jantung dan risiko penyakit kronis lainnya.

Jadi nanti dapat 2 lembar pemeriksaan. Satu untuk pengantar ke lab, satunya untuk ceklis PKG. Karena saya masih di bawah 40 tahun, saya tidak perlu mengikuti pemeriksaan jantung dengan EKG, juga tidak periksa kebutuhan calon pengantin. 

1. Poli Gizi
Sebagai pos pertama, ketemu sama ahli gizi/dokter gizi. Yang dicek kondisi fisik, tekanan darah, pengukuran tinggi dan berat badan, dan riwayat kesehatan.

2. Laboratorium 
Di sini untuk pemeriksaan gula darah, jadi cuma ditusuk aja di ujung jari tengah. Nggak ada sampel urin dan feses yang diminta. Okelah, wajar yaahh...supaya hasilnya cepat juga. 

3. Poli Gigi 
Jujur di sini paling mengecewakan sih, karena masuk ruangan saat ada pasien perawatan di kursi periksa. Jadi awkward gitu, nggak enak sama pasiennya. Saya juga hanya disuruh buka mulut oleh perawat, dilihat ada gigi bolong atau tidak. Hasilnya sih nggak ada yang bolong atau keropos, hanya disuruh scaling aja. 

4. Poli Kebidanan
Cukup lama antre di sini karena barengan sama ibu-ibu hamil dan bayi-bayi yang mau diperiksa. Saya ditangani oleh bidan, mengisi form data detail tentang riwayat reproduksi, kehamilan, dll, dan ada persetujuan untuk tindakan pemeriksaan kanker serviks (IVA).  

Agak deg-degan yah, bok, secara udah lama banget terakhir pap smear aja. Kebayang rasanya senep-senep mual gitu. Kata orang-orang kan sama aja kayak periksa dalem pas mau lahiran, iya emang samaaa... tapi kesadarannya berbeda, haha. Kalau pas hamil kan udah pasrah lah bomat diuwek-uwek pura-pura nggak tahu aja. 

Kalau ini yhaaa.. kitanya sadar terang benderang duduk bakakak, bahkan sambil diajak ngobrol bidannya. Uwuuu malu banget, walau ya akhirnya selesai juga sih nggak sampai 10 menit. 

Selain IVA, kita juga dibantu untuk periksa payudara kiri kanan sebagai deteksi kanker payudara sejak dini. 

5. Poli Umum
Di sini ketemu dokter umum yang periksa penglihatan dan pendengaran. Udah sih itu aja. 

Nggak ada proses suntik menyuntik ya, gaes.. Kalem aja 👌 hehe. 

Setelah selesai semua poli, saya kembali lagi ke Poli Gizi sebagai starting point. Dicek semuanya, dicocokkan data dan scan barcode untuk mendapatkan form kuisioner pasca pemeriksaan. Eh ternyata dapat sertifikat juga nih, hihi... sayang nggak bisa digadaikan.

Nggak lama habis keluar puskesmas, ada Whatsapp lagi dari Kemenkes yang bilang bahwa hasil cek kesehatan gratis saya sudah tersedia di Satu Sehat. 

Jadi, Rapor Kesehatannya akan update di aplikasi ya. Alhamdulillah semua pemeriksaan saya normal dan baik-baik aja. 

Hanya satu saran untuk lebih banyak gerak minimal 60 menit sehari. Eerrr yang dimaksud tentunya gerak yang teratur dan menyentuh ukuran-ukuran tertentu ya, bukan cuma mondar-mandir buka kulkas ngemil trus goreng cireng T_T 

Kenapa Program Ini Layak Dicoba?

Pengalaman ini membuat saya sadar bahwa kesehatan itu bukan cuma soal mengobati, tapi lebih kepada mencegah sebelum terlambat. Program CKG ini sangat membantu untuk menjangkau masyarakat dari semua kalangan, terutama yang mungkin belum terbiasa melakukan medical check-up secara berkala.

Saya pribadi merasa senang karena tidak hanya “dapat hadiah ulang tahun dari negara”, tapi juga dapat pemahaman baru soal kondisi tubuh saya sendiri. 

Kata orang-orang kalau periksa puskesmas nggak lengkap, antre, petugasnya jutek, dan lain-lain... ya udah lah ya, telan aja selama kita nggak perlu ngeluarin seperser pun, hehe. Kalau puskesmas di ibu kota dan kota besar lainnya pastilah sudah bagus, nyaman, dan lebih lengkap lagi daripada di sini. 

Menurut saya ini lumayan banget buat screening awal-awal kondisi kesehatan kita. Nanti kalau ada yang anomali dan perlu ditindaklanjuti baru deh neruskan periksa ke klinik dokter/rumah sakit. Setidaknya nggak perlu mulai dari awal di rumah sakit, hitung-hitung efisiensi juga kan.  

Tapi kalau udah punya asuransi atau fasilitas medical chek up sendiri di rumah sakit/lab sih silakan dipake ya. Lab-lab klinik juga sering kok ngasih promo MCU dengan harga diskon yang fantastis. 

Hadiah Ulang Tahun yang Bukan Sekadar Formalitas

Program Cek Kesehatan Gratis dari Kemenkes bukan sekadar simbolis, ini jadi salah satu program pemerintah yang boleh diacungi jempol (udah keliatan kayak buzzer belum gue? hahaha). 

Program ini lebih nyata, mudah diakses, dan bisa menjadi langkah awal menuju hidup yang lebih sehat. Harapannya tentu program ini bisa berkelanjutan dan makin banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Jadi, kalau ulang tahun dalam waktu dekat, jangan cuma tunggu ucapan di medsos. Coba cek WhatsApp, atau buka aplikasi Satu Sehat. Siapa tahu, hadiah terbaik tahun ini bukan dalam bentuk barang, tapi dalam bentuk kepastian bahwa tubuhmu dalam kondisi baik-baik saja. Good way to add your blessing! 

Previous Post
2 Comments
  • Fajarwalker.com
    Fajarwalker.com 13 Mei 2025 pukul 11.38

    Wah, aku juga nunggu nih notifikasi free pemeriksaan dari Kemenkes buat daku bulan agustus nanti, hahahaha.
    Ini lengkap banget sih mbak. Pas banget memang untuk usia kita yang makin renta dan rawan kena penyakit, hahaha. Alhamdulillah, pelan-pelan pemerintah juga bisa ngasih program yang bagus dengan eksekusi yang rapi yaa. Bermanfaat sampai ke akar rumput.

  • nurul rahma
    nurul rahma 13 Mei 2025 pukul 13.50

    Ini salah satu program yg GONG.
    Yhaaa ketimbang makan gratis penuh racun, kan mending budget-nya dipakai buat Medical Check Up gratis dong yhaaaa.
    Jadi, masyarakat Indonesia bisa relatif lebih ngertii kondisi kesehatan terkini, plus potensi penyakit yg bisa jadi mengintai di pojokan.

Add Comment
comment url