Serba-Serbi Informasi Tes Kemampuan Akademik (TKA)
Di tengah banyaknya perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia, muncul lagi satu istilah baru yang mungkin membuat para orang tua (termasuk saya) mengernyit: Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Ini apa lagi niiihh? Pasti gitu, kan, batin ibu-ibu seantero Indonesia, terutama mamah-mamah dengan anak di jenjang kelas akhir sekolah. Jedag-jedug jantung ini, nyaris horeg. Balik lagi ada UN bukan, siiihh?
Wajar aja, ibu-ibu familiarnya sama UN alias Ujian Nasional. Kalau benar, ya udah kebayang lah gimana proses dan persiapannya. Juga kemungkinan keluar hasil UN yang berupa NEM, yang mana entah gunanya untuk apa. Toh zonasi sebagai proses seleksi masuk sekolah belum ada wacana dihapuskan, kan?
Sebagai mamah-mamah yang anaknya kelas 9, saya keder juga... butuh mengumpulkan informasi dan mempelajarinya sebanyak mungkin. Masalahnya TKA tingkat SMP/MTs nih kan bulan Februari, cuma tinggal beberapa bulan lagi aja persiapannya niihh.
Jadi, Apa Itu TKA?
Kemendikdasmen, dalam Permendikdasmen No.9/2025 tentang TKA, menyatakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah tes untuk mengukur pencapaian akademik siswa pada jenjang akhir kelas 6 SD/MI, kelas 9 SMP/MTs, dan kelas 12 SMA/SMK/MA.
Semua sekolah, baik negeri maupun swasta wajib menyelenggarakan TKA tanpa terkecuali.
Tes ini tidak wajib, dan hasilnya tidak menentukan kelulusan. Tapi, peserta yang mengikuti akan mendapatkan sertifikat digital, yang bisa digunakan sebagai nilai tambah dalam seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
Tujuan utama TKA adalah menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skills), dengan soal-soal yang berkaitan dengan literasi dan numerasi.
Jadwal TKA Tahun 2025
SMA/SMK (kelas 12): 1–9 November 2025
SMP (kelas 9) dan SD (kelas 6): Maret–April 2026
SMP (kelas 9) dan SD (kelas 6): Maret–April 2026
Apa Kegunaan TKA?
Hingga pertengahan 2025, TKA masih berada dalam tahap awal implementasi.
TKA diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Jadi fix berlaku nasional yaaa, soal-soalnya juga dari pusat.
Nantinya, hasil TKA dipakai untuk memvalidasi nilai raport, dan digunakan untuk syarat masuk sekolah lanjutan apabila ingin masuk sekolah negeri di jenjang dasar ke menengah. Sedangkan untuk tingkat menengah atas digunakan untuk seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi (SNBP).
Masuk Sekolah Swasta: Perlu TKA atau Tidak?
Jawabannya: Tidak Wajib
Kayaknya ini masih tergantung sekolah masing-masing, akan mempertimbangkan hasil TKA atau tidak. Karena tetap saja sih biasanya sekolah swasta akan meminta nilai raport, jadi bisa aja hasil TKA juga tetap diminta.
Meski begitu, sekolah swasta punya keleluasaan sendiri menentukan cara seleksi masuk sekolahnya. Mereka lebih sering menggunakan sistem seleksi internal, seperti tes masuk sendiri, prestasi nilai rapor, wawancara siswa & orang tua, atau bahkan sekadar pendaftaran dan pembayaran biaya masuk.
Perlu atau Tidak Ikut TKA?
Bisa dipertimbangkan untuk ikut atu tidak ketika kita melewati situasi-situasi seperti ini yaa:
Anak akan masuk sekolah negeri jalur prestasi (SNBP)
✅ Ya Nilai TKA bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan seleksi
Anak akan masuk sekolah swasta reguler (nasional biasa)
❌ Tidak wajib Cukup nilai rapor dan seleksi internal
Anak mendaftar ke sekolah swasta unggulan/semi internasional
❓ Optional TKA bisa dilampirkan sebagai bukti kemampuan akademik tambahan
Orang tua ingin anak punya portofolio akademik tambahan
✅ Ya Sertifikat TKA bisa berguna dalam seleksi masa depan
Jadi, perlu atau tidaknya anak kita ikut TKA sih jawaban saya pribadi sebagai orang tua: tergantung tujuan sekolah lanjutan dan karakter anaknya.
Kalau anaknya tipenya suka tantangan, enjoy ngerjain soal, dan pengin punya bukti akademik tambahan, nggak ada salahnya ikut TKA. Hitung-hitung latihan mental sebelum masuk ke jenjang berikutnya.
Tapi kalau tujuannya sudah jelas ke sekolah swasta yang tidak membutuhkan hasil TKA atau mau mondokin anaknya ke pesantren seperti Teh Okti Blogger Cianjur, atau anak sedang fokus pada skill lain yang mau ditingkatkan, ya nggak apa-apa nggak ikut TKA.
Tips Persiapan Ikut TKA
Kalau orang tua dan anak sepakat memutuskan untuk ikut, ini beberapa tips ringan yang bisa dicoba:
- Latihan soal berbasis HOTS, bukan hafalan.
- Ikut simulasi atau try out online, banyak tersedia gratis maupun berbayar.
- Fokus pada mata pelajaran inti: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan satu-dua mata pelajaran pilihan.
Contoh Soal TKA
Kalau memutuskan ikut Tes Kemampuan Akademik (TKA), tentu kita butuh bekal belajar yang sesuai. Karena tes ini bukan sekadar hafalan biasa, tapi lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis dan bernalar, maka latihan pun harus disesuaikan.
Berikut beberapa contoh tipe soal TKA dan buku-buku pendukung yang bisa digunakan, dari SD sampai SMA.
🧠1. Bahasa Indonesia (SMP/SMA)
Teks: “Saat ini, banyak siswa yang terbiasa menyalin informasi tanpa memahami isinya. Hal ini terjadi karena budaya membaca belum terbentuk dengan baik.”
Pertanyaan: Apa penyebab utama kebiasaan menyalin informasi tanpa memahami isi?
Pilihan Jawaban:
a. Banyaknya tugas dari guru
b. Siswa tidak suka menulis
c. Budaya membaca belum terbentuk
d. Informasi sulit dipahami
Jawaban benar: c. Budaya membaca belum terbentuk
🧠2. Matematika (SMP/SMA)
Suatu toko memberikan diskon 20% untuk pembelian di atas Rp200.000. Jika harga barang sebelum diskon adalah Rp250.000, maka berapa yang harus dibayar?
Jawaban:
20% dari Rp250.000 = Rp50.000
Jadi yang dibayar = Rp200.000
🧠3. Penalaran Umum
Jika semua kucing suka ikan, dan Momo adalah kucing, maka:
a. Momo suka ikan
b. Semua yang suka ikan adalah kucing
c. Kucing tidak suka daging
d. Ikan suka Momo
Jawaban: a. Momo suka ikan
Tidak Ikut Bukan Dosa, Ikut Bukan Wajib
Di era kurikulum merdeka ini, pilihan pendidikan jauh lebih fleksibel. TKA bukan halangan dan bukan pula jaminan. Dia hanyalah salah satu alat ukur yang bisa digunakan jika memang dibutuhkan.
Kalau tujuan kita adalah sekolah swasta yang punya proses seleksi sendiri, atau misal mau mondok di Gontor boleh laah sedikit lebih tenang. Tapi kalau kita merasa nilai TKA bisa membantu di masa depan, atau anaknya suka tantangan akademik—ya silakan saja ikut sih nggak rugi juga.
Yang penting, kita tetap waras mendampingi anak menapaki dunia sekolah yang makin kompleks ini. Karena, seperti biasaaa, nggak ada manual pasti untuk jadi orang tua. Tapi kita selalu bisa belajar.