Tahukah Kamu, Bedanya Jurnalistik dan Public Relations?

bedanya jurnalistik dan public relations

Iya, pertanyaan tentang perbedaan jurnalistik dan public relations ini memang cukup menggelitik, karena seringkali orang-orang terkecoh atau menyamakan keduanya. Bahkan, banyak yang menganggap keduanya bisa saling mensubstitusikan.

Dulu, beberapa kawan jurnalis pun banyak yang akhirnya direkrut oleh korporat dan menjadi humas atau PR-nya. Yang semula jadi partner sebagai pewarta-narasumber, kini switch peran. Dulu sama-sama mencari berita, sekarang berhadapan sebagai penyedia bahan berita pada temannya.

Padahal, dari segi latar belakang pendidikan, jurnalis dan PR ini jelas beda jurusan: Jurnalistik vs Kehumasan. Meski biasanya sama-sama ada di Fakultas Ilmu Komunikasi, tapi segi keilmuan mereka berbeda tujuan dan keahlian.

Lalu kenapa korporat sering ambil ex-jurnalis untuk personel humasnya?

Yaa, simply karena mereka percaya bahwa para jurnalis ini memahami tugas dan perannya public relations, begitu juga sebaliknya (tapi jarang sih ya kalau anak humas jadi wartawan).

Perbedaan Jurnalistik dengan Public Relations: Keilmuan

Jurusan Jurnalistik adalah ilmu yang mempelajari tentang cara memproduksi, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi yang memiliki nilai berita dengan akurat dan menarik.

Secara kurikulum, mereka belajar hal-hal ini: bahasa jurnalistik, pengantar ilmu komunikasi, dasar-dasar jurnalistik, psikologi komunikasi, penulisan berita, penulisan feature, jurnalistik online, dan manajemen media massa.

Mereka akan mempelajari segala bentuk jurnalisme (baik dalam bentuk tulisan, audio, visual maupun audio visual) mulai dari proses perencanaan, produksi, publikasi, dan yang dimutakhirkan mengikuti zaman sekarang yaitu membuat dan mengontrol konten.

Biasanya, kerjanya ya nggak jauh-jauh dari media massa ya. Jadi wartawan, cameramen/fotografer berita, editor, dan next levelnya jadi pengusaha media. Meski banyak juga yang bergelut di bidang lainnya seperti dosen, praktisi media, dll.

Sementara itu, kehumasan mempelajari cara menciptakan dan mengelola reputasi serta citra positif suatu organisasi. Mahasiswa akan belajar melakukan komunikasi yang baik, negosiasi, creative thinking, advertising, dan lain-lain.

Kurikulum jurusan kehumasan antara lain seperti ini: pengantar ilmu komunikasi, teori komunikasi, psikologi komunikasi, filsafat dan etika komunikasi, hukum dan peraturan kehumasan, komunikasi massa, pengantar kehumasan, komunikasi organisasi.

Karir lulusan humas biasanya memulai kerja di agensi public relations, lalu di korporat-korporat seperti perbankan, pemerintahan (protokoler), atau di brand.

Baik lulusan jurnalistik maupun humas gelarnya sama-sama S.I.Kom (Sarjana Ilmu Komunikasi), tapi kelihatan kan sebenarnya yang dipelajari keduanya itu beririsan tapi berbeda.

bedanya jurnalis dengan humas
kegiatan jurnalistik: reportasi dan menulis

Perbedaan Jurnalistik dengan Public Relations: Tujuan

Dari segi tujuan pekerjaan, jurnalis dan humas memiliki tujuan hampir sama sebagai corong sumber informasi. Namun, tujuannya berbeda.

Jurnalis memiliki tujuan menginformasikan kepada publik tentang suatu hal.

Mau cerita sesuai pengalaman saya aja nih ya. Misalkan nih, ada kabar brand A mau melantai di bursa efek. Sebagai jurnalis ekonomi, tahu dong kalau syarat sebuah perusahaan bisa IPO itu begini begitu, labanya harus sekian, dan sebagainya.

Lalu jurnalis ini menghubungi perusahaan A sebagai calon emiten, lewat humasnya. Bertanya hal-hal apa saja yang sudah dipersiapkan perusahaan untuk menghadapi IPO, siapa underwriter-nya, mau ada rencana apa pasca IPO ini, dsb.

Hasil bertanya pada narasumber pertama inilah yang kemudian diolah oleh jurnalis menjadi sebuah berita yang disajikan pada publik.

Sementara itu, humas berfungsi sebagai corongnya perusahaan. Segala informasi yang berasal dari perusahaan akan ‘keluar’ dari pihak humas ke jurnalis. Humas jarang menyampaikan informasi langsung ke publik karena akses dan kepentingannya. Maka di situlah fungsinya jurnalis untuk menyampaikan informasi dan menyederhanakannya agar mudah dikonsumsi publik.

Maka tentu saja isi informasi dari humas dan dari jurnalis biasanya berbeda. Jika press release dari humas berisi informasi umum dan teknis, maka isi berita jurnalis adalah mem-breakdown-nya sehingga lebih mudah dimengerti oleh pembaca dari berbagai latar belakang.

Perbedaan Jurnalistik dengan Public Relations: Peran dan Tugas

Hampir dijelaskan semua di atas sih ya. Sejumlah pihak mengatakan bahwa perbedaan jurnalistik dan public relations ini utamanya pada ‘kepada siapa mereka bekerja’.

Jurnalis bekerja untuk publik, sementara humas bekerja untuk klien atau perusahaan. Dengan begitu, apa yang disampaikan mereka juga akan terkesan objektif vs subjektif. Jurnalis tentu saja dituntut untuk kritis dan objektif sehingga tidak ada bias dalam memberitakan sesuatu kepada publik. Sedangkan humas cara kerjanya subjektif karena dia bertanggung jawab atas citra perusahaan.

Kesamaan Jurnalistik dan Public Relations

Zaman open source seperti sekarang ini, baik jurnalis maupun humas sama-sama dituntut untuk bisa menulis.

Tidak hanya tugas jurnalis, humas juga diharuskan dapat meliput event atau kegiatan perusahaan dan mengemasnya dalam suatu rilis yang dipublikasikan. Kegiatan reportase humas pada kegiatan internalnya, disebut juga “jurnalis korporat”.

Sekarang sudah tahu kan, perbedaan jurnalistik dengan public relations atau humas? Kira-kira tertarik mendalami yang mana, nih? :)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url