Eksplorasi Hobi jadi Rezeki


Saya yakin untuk tema ini teman-teman udah pada khatam dan udah pada beyond action. Jadi saya cuma mau menyemangati aja buat teman-teman yang sudah punya pegangan hobi/passion sampai jadi earn atau yang masih berjuang menemukan 'pearl' dalam dirinya.

Masih dalam tema bulan kemerdekaan, kita patut bersyukur untuk hak dan kemerdekaan memilih dan menjalani passion, tentu dalam koridor yang baik. Kita berada di zaman di mana kesempatan sangat terbuka untuk semua hal, ada jalan untuk maju, ada pilihan untuk diambil.

Soal hobi ini, selama ini kita punya mindset adalah suatu kegiatan yang tujuannya refreshing lepas dari kesuntukan rutinitas pekerjaan utama. Lambat laun orang lebih passionate dan konsentrasi pada hobinya, entah karena baru menemukan passion, baru punya ilmunya, baru ada waktu, atau baru siap dananya untuk menjalani hobinya ini.

Belakangan ini bahkan banyak orang yang berhasil menjadikan hobinya jadi sumber penghasilan. Bahkan penghasilan dari hobinya jauh lebih besar dari penghasilan bulanannya. Untuk mencapai sini mungkin ada yang bertanya-tanya, gimana caranya mencari tahu hobi yang mana yang bisa jadi pekerjaan?

Ada sekitar 5 hal yang diperhatikan:

- Identifikasi hobi

Bisa jadi kita punya banyak hobi di berbagai bidang, namun nggak semua hobi bisa dijadikan peluang untuk ‘berbisnis’. Pilihlah hobi yang benar-benar kita sukai dan kuasai, dan ada potensi menghasilkan.

Passion adalah gabungan dari what you love dan what you are good at.

Untuk 'mengkomersilkan' hobi, bikin prioritas berdasarkan poin-poin keekonomian. Mulai dari dana/modal, ilmu, waktu, target pasar. Ambil yang paling feasible di-scale up dari hobi skala rumahan jadi hobi yang dipasarkan.

Ada hobi yang termasuk kebutuhan industri, seperti menulis, mendesain, fotografi, ini bisa dimaksimalkan jadi freelancer di beberapa industri besar. Kalau hobi di bidang musik atau olahrga misal main piano, jago panahan, bisa membuka kelas-kelas privat. Senang masak bisa buka order makanan, berkebun bisa buka nursery kecil-kecilan di rumah, dsb.

- Lihat peluang

Setelah identifikasi, cek peluangnya. What can i be paid for?

Pastikan juga bahwa hobi yang kita jalani memang benar-benar disukai, tidak sekadar ikut-ikutan trend seperti piara lovebird, ikan cupang, atau tanaman hias yang mana setelah trendnya bubar, karena tidak benar-benar hobi jadi ditinggalkan. Itu kalau mau jangka panjang ya, adapun dari segi menangkap peluang usaha sih silakan aja...

- Skill Up

Jika ingin dinilai sebagai profesional, maka upgrade skill ini wajib adanya. Misal hobi desain, maka untuk menjadikan hobi ini bisa menghasilkan, sebaiknya terus belajar lewat kursus, workshop atau kelas-kelas tertentu sehingga siap menghadapi kebutuhan pasar.

Misal mau buka les-lesan renang, ya usahakan sampai mencapai sertifikasi pelatih. Nanti bisa buka les sendiri atau melamar ke club renang.

- Membangun Jaringan atau Komunitas

Bergabung dengan teman-teman sehobi memang asyik, dan selayaknya bukan sebagai saingan tapi bisa saling bertukar ilmu, berkolaborasi dan berbagi 'project' katakan saja. Di beberapa komunitas baking yang saya ikuti, kalau misal seseorang ada yang kewalahan dengan pesanannya, bisa di-sub con -kan ke teman lainnya yang sanggup mengerjakan pesanan tsb. Jadi, gabung dengan komunitas ini juga jadi jalan pembuka rezeki, tidak melulu kita sendiri tapi saling menciprati.

- Perkuat Branding

Nggak ada salahnya juga kita memikirkan nama brand atau logo untuk usaha ini meski kecil-kecilan. Terus bikin stiker label, atau template invoice yang ada logonya. Selain bikin kita lebih semangat karena memiliki kesibukan, orang mengenal branding kita juga.

Konsumen jadi tahu ke mana harus mengontak ketika lihat ada akun sosmed/WA di label, konsumen juga mengenali logo kita yang unik. Atau saat ada di komunitas hobi, aktif berinteraksi dan berkontribusilah sehingga orang tahu kita 'jualan' dan notice ketika ada kebutuhan pasar kita akan direkomendasikan.

Nah, segitu aja sih kayanya ya yang baru kepikiran sama saya

Orang bilang enak ya hobi yang dibayar. Tapi benar begitu nggak? Karena kadang setelah hobi jadi pekerjaan malah jadi nggak enjoy menjalaninya. Yang tadinya obat penghilang jenuh, malah jadi penyebab jenuh itu sendiri.

Kalau yang punya pekerjaan tetap lain, jelas jawabannya ya. Tapi kalau hobi itu sudah jadi pekerjaan utama, ini yang jadi tantangan.

Pernah kenal istilah 'Ikigai' ya? Ikigai sendiri di Jepang didefinisikan sebagai ‘alasan untuk hidup’ atau ‘alasan untuk bangun di pagi hari’. Yang kita sering dengar di Ibu Profesional adalah strong why, alias apa yang menyebabkan kita tetap melakukan sesuatu dan berjuang di situ meskipun dalam kenyataan tidak selalu berhasil.

Ikigai itu konsep berpikir agar seperih apapun perjuangan, kita tetap menjalaninya dengan tabah karena punya visi masa depan yang kita inginkan. Dalam menjalani hobi, grit atau ketabahan adalah skor yang paling tinggi harus dimiliki setiap orang.

Geser dulu aja orientasi profitnya dan kembali menyelami hobi untuk kepuasan batin. Perlu diingat bahwa rezeki itu bentuknya tidak selalu uang, tapi juga hal-hal lain seperti menambah teman, memenuhi kebutuhan manusia untuk berkarya, dll yang juga fullfill our life.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url