Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm

Byuuhh, pandemi masih belum selesai juga ya.
Tapi dibandingkan hari ini setahun yang lalu, kita masih planga-plongo melihat satu-satu nakes bertumbangan. Sedangkan hari  ini, kita sudah ada di titik cahaya di mana vaksinasi sudah mulai digalakkan dan pelan-pelan cakupannya mulai meluas. 

Permenkes Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) mengatur tentang pelaksanaan percepatan cakupan vaksinasi di seluruh Indonesia. Rencananya, proses vaksinasi ini akan selesai di bulan Maret 2022. Tercapai atau tidak, ya wallohualam. 

Awalnya pelaksanaan vaksin dilakukan secara bertahap, mulai nakes sebagai garda terdepan, pejabat, PNS, dan tenaga pendidik. Dilanjutkan dengan lansia >50 tahun ke atas, dengan pertimbangan mereka adalah kelompok rentan, dengan segala komplikasi komorbid (penyakit penyerta).

Saat ini, di beberapa kota juga udah banyak kesempatan untuk masyarakat umum mendapat vaksinasi Covid-19 dengan gratis. Rata-rata diselenggarakan oleh klinik kesehatan atau rumah sakit, belakangan malah banyak saya temui dari ikatan alumni, polsek, atau polres yang mengadakan vaksinasi massal gratis.

Nah, mumpung vaksin Covid-19 gratis, sebaiknya ambil aja peluang baik ini. Siapa tahu nanti-nanti vaksinnya jadi bayar, yekan.


Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

vaksin Covid-19
pexels.com

Awalnya direncanakan ada 6 merek vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia yaitu vaksin Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac.

Puluhan juta dosis vaksin Covid-19 itu datang secara bertahap dan dalam berbagai bentuk, di antaranya dalam bentuk vaksin jadi atau siap pakai, hingga berwujud bahan baku (bulk), serta vaksin setengah jadi.

Tetapi sampai saat ini, baru ada dua macam (yang satunya masih terbatas) vaksin Covid-19 yang masuk dan digunakan dalam program vaksinasi massal di Indonesia. Sinovac yang diimpor dalam bentuk siap pakai dari China, AstraZeneca yang dibuat SK Biosciences di Korea Selatan, dan Sinopharm dari China.

Tahu nggak sih, kalau vaksin-vaksin ini ada nama resminya. Seperti Coronavac untuk vaksin buatan Sinovac, dan Vaxzevria untuk vaksin keluaran Oxford-AstraZeneca. Sedangkan Sinopharm ini konon nantinya mau dikasih nama vaksin Gotong Royong.

Lalu apa perbedaan antara ketiga vaksin ini? Dari hasil baca-baca, saya simpulkan beberapa hal sebagai berikut untuk jadi catatan pribadi yang mungkin bisa berguna juga buat pembaca. Tapi please, bukan untuk jadi rujukan ilmiah ya. Ini murni rangkuman saya baca sana-sini aja.

Mari kita berangkat dari satu pengetahuan dulu ya; bahwa ada beberapa metode pengembangkan vaksin. Di antaranya menggunakan virus inaktif, virus hidup yang sudah dilemahkan, dan vaksin berbasis vektor virus.

Eh tapi lihat video ini juga deh, bagus banget buat wawasan awal tentang bagaimana vaksin dikembangkan dan efektivitasnya di tubuh kita. 

 

Lalu, dari jenis pengembangannya, ada dua macam metode: 

Vaksin inaktif

Garis besar pembuatan vaksin jenis ini adalah mematikan atau membuat nonaktif virus yang menyebabkan penyakit, melalui proses pemanasan, radiasi, atau bahan kimia. WHO menyebut ini salah satu cara pembuatan vaksin yang memiliki rekam jejak yang panjang sehingga membutuhkan waktu yang panjang pula dalam pengembangannya.

Menurut vaccine tracker NY Times.com, Sinovac memulai pengembangan vaksinnya dengan mencari sumber virus corona di negerinya sendiri serta di sejumlah negara Eropa, seperti Italia, Inggris, Spanyol dan Swiss. Sinovac akhirnya memilih varian yang diperoleh di China sebagai dasar pengembangan vaksinnya.

Hampir sama dengan Sinovac, vaksin Sinopharm juga melalui proses yang sama. Virus yang menjadi bahan baku vaksin dibuat nonaktif melalui proses beta-propiolactone. Setelah proses tersebut, virus tak lagi memiliki kemampuan merusak dan mereplikasi.

Jadi, ketika dimasukkan vaksin ini, tubuh akan mengenali lawannya, menghasilkan antibodi dan memicu sistem kekebalan tubuh.

Vaksin berbasis vektor virus

Vaksin jenis ini memanfaatkan vektor, alias virus yang aman bagi tubuh manusia, untuk mengantarkan semacam instruksi yang memicu kekebalan tubuh manusia saat diterobos oleh virus yang hendak dilawan.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut ada tiga langkah kerja vaksin Covid-19 yang berbasis vektor virus. Di tahap pertama, virus yang tidak berbahaya akan memasuki tubuh. Dengan menggunakan semacam mesin sel, virus tadi akan membuat bagian yang tidak berbahaya dari virus corona, yaitu protein yang menyerupai mahkota.

Di tahap kedua, sel akan menampilkan protein di permukaannya. Itu akan diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sesuatu yang tidak pada tempatnya. Sistem kekebalan tubuh kemudian akan terpicu untuk memproduksi antibodi. Sel kekebalan lain juga akan diaktifkan untuk melawan apa yang dianggap sebagai infeksi. Pada tahap ketiga, tubuh akan menyimpan memori dalam melindungi dirinya dari infeksi virus di masa yang akan datang.

Perbedaan vaksin Sinovac, vaksin Sinopharm, dan vaksin AstraZeneca

1. Vaksin Sinovac

vaksin Sinovac
ugm.ac.id

  • Nama vaksin: CoronaVac
  • Negara asal: China
  • Bahan dasar: virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated virus)
  • Uji Klinis: fase III (selesai)
  • Lokasi: China, Indonesia, Brazil, Turki, Chile
  • Usia peserta: 18–59 tahun
  • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 hari
  • Efikasi vaksin: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di Turki)
  • Efek Samping: ringan dan sementara, nyeri di lokasi penyuntikan, nyeri otot, sakit kepala. Hilang dalam 3 hari.
Vaksin Sinovac telah melampaui standar minimal 50% yang ditetapkan oleh WHO dan FDA. Vaksin ini juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) dari BPOM, serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

2. Vaksin Oxord-AstraZeneca

vaksin AstraZeneca
bbc.com

  • Nama vaksin: AZD1222/VaxZefria
  • Negara asal: Inggris
  • Bahan dasar: virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
  • Uji klinis: fase III (hampir selesai)
  • Lokasi: Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Colombia, Peru, Argentina
  • Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
  • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 4–12 minggu
  • Efikasi vaksin: 75%
  • Efek Samping: >10% gejala antara lain nyeri otot, kemerahan, gatal, bengkak atau benjol di tempat suntikan, demam, lelah, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, radang tenggorokan, flu, dan batuk.


3. Sinopharm

vaksin Sinopharm
news.ctgn.com

  • Nama Vaksin: BBIBP-CorV
  • Negara asal: China
  • Bahan dasar: virus Corona yang dimatikan (inactivated virus)
  • Uji klinis: fase III (selesai)
  • Lokasi: China, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, Peru, Argentina
  • Usia peserta: 18–85 tahun
  • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
  • Efikasi vaksin: 79,34% (di Uni Emirat Arab)
  • Efek samping: ringan

Untuk vaksin selanjutnya seperti Pfizer, Moderna, dan Merah Putih, karena belum masuk ke Indonesia nanti aja bahasnya yaa. 

Jadi, kalau mau diambil kesimpulan sih, vaksin mana aja sama baiknya. Pencegahan lebih baik daripada tidak sama sekali. Dari efek samping pun, rata-rata ringan dan bisa diatasi, jauh lebih ringan daripada kita terinfeksi virus itu sendiri. 

Perbedaan ketiga vaksin ini hanya bagaimana awalnya mereka dikembangkan aja atau sumber penelitiannya. Karena pandemi ini masih mewabah dan penelitiannya pun masih terus berjalan, jadi mungkin saja hasil penelitiannya masih berubah-ubah. Hendaknya kita juga menyikapinya dengan pikiran terbuka dan bersedia membaca perkembangannya.

Kita terima dan manfaatkan yang ada duluan aja, mana yang cepat datang kesempatannya. 

Seperti kata WHO dalam publik advise mengenai vaksin Covid-19 : Take whatever vaccine is made available to you first, even if you have already had COVID-19. It is important to be vaccinated as soon as possible once it’s your turn and not wait.

Jadi, yuk vaksin yuk, kita bisa bertahan dan melalui semua ini :) 

Next Post Previous Post
17 Comments
  • fanny_dcatqueen
    fanny_dcatqueen 3 Juli 2021 pukul 22.07

    Bener mba, memang sih, awalnya aku kepengen pfizer. Lah tapi kan ntah kapan masuk Indonesia :D. Yg dapet depan mata ajalah. Bersyukur dptnya AZ. Gpp deh, toh ntr kalo pfizer dan moderna sudah masuk, mau dijadiin booster juga ga masalah. Yg ptg udh vaksin dulu :)

  • Nurul bukanbocahbiasa
    Nurul bukanbocahbiasa 11 Juli 2021 pukul 20.00

    Yeayyy, semangaatt vaksin 👍
    Kalo bisa, cari vaksin yg gretongan ajaa.... Soalnya sekarang Kimia Farma kabarnya jual vaksin juga. Harga 800K lebih. Kan mayan mehooongg

  • Maria tanjung sari
    Maria tanjung sari 11 Juli 2021 pukul 20.18

    Terus terang sya pun awam sama jenis jenis vaksin ini. Alhamdulillah saya sudah divaksin mengikuti instruksi pemerintah. Apapun jenis vaksinnya, sya dukung demi kebaikan bangsa Indonesia

  • Imawati A. Wardhani
    Imawati A. Wardhani 11 Juli 2021 pukul 22.55

    Mba Rel, kabarnya KF udah buka beberapa gerai vaksin sinopharm yang berbayar loh. Hihi. Ada yang nggak gratisan lagi buat yang nggak pengen antri atau ribet ngurus birokrasi buat daftar vaksin..

    Betul banget, vaksin dulu aja pake yang manapun. Darurat ini urgent banget vaksin di saat begini..

  • Shafira Adlina
    Shafira Adlina 13 Juli 2021 pukul 12.14

    aku belum vaksin mbak, baru aja sembuh dari covid. katanya dipercepat ya dari 2 minggu sembuh boleh vaksin nih. aku pengen bangetkalau bisa milih pake pfizer hehe

  • Mutia Erlisa Karamoy
    Mutia Erlisa Karamoy 16 Juli 2021 pukul 10.32

    Duh aku belum vaksin mbak, cari sana-sini masih penuh, ntar deh kalau agak longgaran soalnya kalau rame aku agak khawatir apalagi sekarang ini daya tahan tubuh lagi ngak bagus tapi makasih mbak jadi ada pencerahan tentang masing-masing vaksin.

  • Ulfah Wahyu
    Ulfah Wahyu 16 Juli 2021 pukul 11.23

    Aku belum vaksin mbak, karena baru terpapar satu bulan yang lalu. Semoga dengan adanya vaksin ini membuat kondisi semakin membaik.

  • Rani R Tyas
    Rani R Tyas 16 Juli 2021 pukul 17.04

    Aku kebetulan dapat coronaVac, kurang dosis 2. Tapi ingat ceritamu di grup, rasa-rasanya aku harus bersyukur dapat sinovac 🙈

  • Andina
    Andina 16 Juli 2021 pukul 17.30

    Good to know perbedaannya. Kok ngeri yang Oxord-AstraZeneca masih fase hampir selesai uji klinisnya. Yang sinopharm sayang deh disini dijualin

  • lendyagassi
    lendyagassi 17 Juli 2021 pukul 07.12

    Oh...katanya kalau vaksin yang berbayar nantinya bakalan dapat Pfizer atau Moderna?
    Aku sampai sekarang belum vaksin, Rel..
    Sepertinya masih sangat rawan mau keluar rumah dan vaksin dengan kondisi yang ramai.

    Jadi kami memilih PPKM dulu dan setelah semua membaik, barulah kami perlahan mengikuti vaksin.

    **padahal sayang juga sih...kalo bayar, hehhee..pengennya gratisan.

  • atinnuratikah
    atinnuratikah 17 Juli 2021 pukul 07.24

    Jadi paham nih nama-nama vaksin, kelebihan dan kekurangan dari efek samping tiap vaksin. Nambah ilmu nambah wawasan, makasih mba.

  • celotehnur54
    celotehnur54 17 Juli 2021 pukul 10.20

    Informasi yang sangat bermanfaat. Berarti saya disuntikkan vaksin Oxord-AstraZeneca. Sebab dikasih jarak 28 hari. Tapi habis divaksin saya tak mengalami apa-apa. Kadang khawatir kalau obatnya tidak mempan. he he ....

    Mirisnya, disekitar saya masih sibuk dengan isu penolakan. Sementara di luar sana banyak saudara kita yang antri minta divaksin. Selamat pagi, ananda Rella. Salam sehat selalu.

  • Lia Yuliani
    Lia Yuliani 17 Juli 2021 pukul 10.34

    Jadi makin tahu perbedaan ketiga vaksin tadi dengan baca ini. Saya udah divaksin sinovac awal bulan Juni ini, efeknya ngantuk berat, cepat lapar dan lelah. Masih ringan emang, yang pasti lega udah di vaksin setidaknya punya proteksi terhadap diri, keluarga dan lingkungan.

  • Dee_Arif
    Dee_Arif 17 Juli 2021 pukul 10.56

    ohh iya ya, beda namanya juga beda efek sampingnya
    aku minggu depan di vaksin sinovac

  • hani
    hani 17 Juli 2021 pukul 11.34

    Alhamdulillah kami sudah vaksin. Dapat yg CoronaVac. Tetap prokes sih ya.
    Malahan baca berita online, mau ada lagi booster u yg sudah vaksin 2X.
    Semoga herd immunity segera terbentuk ya, seperti negara-negara lain.

  • Sabrina
    Sabrina 17 Juli 2021 pukul 12.19

    saya kemarin dapat SInovac kak, memang ga seberat yang lainnya sih, tapi karena saya ada lambung lumayan buat saya lama sesak dan demam

  • iputpj
    iputpj 18 Juli 2021 pukul 13.22

    Pengetahuan vaksin aku jd bertambah ini dan makin teredukasi jg jd ga parno vaksin

Add Comment
comment url