Menjelajah Warisan Kerajaan Korea

Sore kemarin, saya ikutan event Korea Culture Day edisi Februari bertajuk “Perkenalan Warisan Kerajaan Korea” yang diadakan Korea Cultural Center Indonesia. Seperti biasanya, event KCCI selalu menarik untuk diikuti, dan tema kali ini sungguh gue banget makanya nggak mau ketinggalan.
Flyer event dari @KCC.ID

Bekerja sama dengan National Palace Museum of Korea, event ini menghadirkan Mr.Kim Chung Bae, salah satu kurator museum yang siap berbagi dan memperkenalkan warisan kerajaan Korea sekaligus memamerkan koleksi yang ada di museum. Meski Mr.Kim berbicara pake bahasa Korea, penerjemah dari KCCI dengan lancar mengalihbahasakannya sehingga kami bisa mengikuti dengan baik dan mudah dipahami.

Kami pun berasa benar-benar diajak berkeliling museum menyelami masa kerajaan di Korea.

National Palace Museum of Korea, di Seoul

National Palace Museum of Korea sendiri dibangun tahun 2005, jadi saat ini sudah berdiri selama 15 tahun di mana terdapat sekitar 50 ribu aset kekayaan kerajaan di museum ini. Dengan staf yang berjumlah 120 orang, barang-barang peninggalan zaman dinasti Korea terawat dan terdokumentasikan dengan baik di sini.

Kalau mau bereksplorasi via websitenya, bisa klik National Palace Museum Of Korea. Atau kalau jalan-jalan ke Korea, bisa mampir ke museum, lokasinya dekat dengan istana Gyeongbokgung yang terkenal itu.

Tentang Dinasti Joseon 

Mr. Kim mengawali ceritanya tentang peninggalan-peninggalan dinasti Joseon di Korea. Diketahui bahwa yang mendirikan dinasti Joseon itu adalah Lee Seong Gye (Yi Seong Gye), atau yang bergelar Taejo Wang Geon pada tahun 1392. Dinasti ini berlangsung sampai tahun 1910, sebelum masa aneksasi dari Jepang.

Ibu kota Joseon adalah Hanyang, bahasanya memakai Bahasa Korea, sedangkan tulisannya menggunakan baik hanja dan hangeul. Jika kita bandingkan era Joseon dengan era sebelumnya, yaitu Goryeo, bisa dilihat pada gambar kedua guci ini:

guci Goryeo vs Joseon

Motif kiri, yaitu guci zaman Goryeo, dominan dengan warna biru. Karena di masa itu, biru adalah warna kebangsaan, sedangkan bangsawan adalah merah.

Motif yang kanan, adalah guci zaman Joseon yang cenderung lebih praktis dan sederhana. Sehingga mereka memilih warna putih sebagai latar belakang motifnya.

Agama kedua zaman ini juga berbeda, Goryeo itu Buddha, sedangkan Joseon itu menganut konghucu/confucianism

Raja-raja Joseon


Raja pada masa Joseon memiliki kekuasaan mutlak dari sejak lahir, yang istilahnya dimandati kekuasaan oleh langit. Meskipun begitu, mereka memiliki kewajiban sebagai raja untuk melayani para rakyat.

Agar raja dapat melaksanakan tugasnya, maka sejak kecil raja-raja ini mendapat pendidikan yang baik. Menulis, membaca, literasi, kesenian, seni pedang dan bela diri, sehingga diharapkan raja bisa mengayomi seluruh aspek kehidupan rakyatnya. Mereka belajar dengan giat dan keras, nggak mudah jadi raja di masa itu. Mereka sungguh-sungguh mempersiapkan dan dipersiapkan menjadi seorang raja sedari kecil.

Kita bisa lihat juga sih dari drakor-drakor, waktu di Moon Embracing The Sun, Lee Hwon muda sebagai calon raja disibukkan dengan berbagai kelas dan pengajarnya pun dipilih dari para cendekiawan nomor satu. Bagaimanapun “kekanak-kanakannya” raja di masa remaja, dia nggak bisa lepas dari kewajiban belajar skill-skill tersebut.

Tapi, meskipun mereka pemimpin dengan kekuasaan mutlak, seringkali terjadi konflik dengan para bawahannya (lagi-lagi sering terlihat di drakor, di mana para pejabat punya agenda sendiri di balik raja).

Panggilan untuk Raja

Seperti yang kita tahu, panggilan untuk raja berbeda-beda sesuai tingkatannya. Jika orang berbicara langsung dengan raja, mereka memanggil jon-ha yang artinya Yang Mulia. Sedangkan orang-orang di bawahnya, kecuali ibu suri, memanggilnya chu-sang.

Raja bijaksana yang paling terkenal di Joseon adalah Raja Taejo. 

Taejo of Joseon
Lukisan Raja Taejo, raja pertama Joseon

Barang-barang Warisan Joseon di Museum Nasional Korea

Tirai Lipat

Tirai lipat (folding screen) pada zaman Joseon lazim digunakan untuk menutup sesuatu di ruangan dan sebagai hiasan. Selain soal fungsi, tapi ada arti pada setiap gambar di tirai lipat.


Pada tirai ini ada gambar matahari dan bulan, 5 gunung, laut berombak, dan pohon pinus. Kesemuanya menyimbolkan gambaran alam semesta yang mendukung raja Joseon. Gambar ini juga manyiratkan harapan agar raja selalu memiliki harkat dan martabat. Kemanapun raja bergerak atau pergi, tirai ini ikut dibawa.

tirai yang berisi gambaran formasi militer

Kursi Raja

Ini kursi raja, bisa dilihat sekitarnya banyak ornamen naga.
Naga = raja, disebut Yeongsan (kursi naga).


Stempel Kerajaan


Ini stempel raja, dilapisi emas/perak atau dari batu giok. Ada stempel lain juga selain kura-kura. Bentuk kura-kura pada stempel menggambarkan filosofi panjang umur dan memiliki arti bahwa orang yang memegang (kekuasaan) stempel tersebut harus bertanggung jawab.

Potret Raja Joseon

Ini potret-potret raja, yang dilukis oleh perkumpulan Dohwaseo. Sedikit tentang dohwaseo, atau Royal Beaurau of Painting, di bawah supervisi Yejo (Kementerian Ritual, Edukasi, dan Hubungan Luar Negeri). Ini adalah biro administrasi Joseon yang khusus bertugas menggambar, melukis, atau memvisualisasikan sesuatu sesuai permintaan biro lainnya di Joseon.

Lukisan raja-raja Joseon (tebak raja siapa aja?)

Ini kenapa, manuskrip potret raja-raja Korea sampai saat ini terdokumentasikan dengan baik karena memang ada para seniman yang bertugas khusus mengerjakannya. Sungguh sesuatu yang sangat visioner karena jadi bukti otentik sejarah di masa depan.

Di atas, adalah potret Raja Cheoljong (paling kanan), iya, Cheoljong yang di Mr.Queen itu. Para pelukis di Dohwaseo tidak hanya mengekspresikan apa yang terlihat di mata, tapi juga di dimensi lain dari para raja ini (dunia roh).

Catatan para Raja

Raja di Joseon diampu oleh seseorang yang punya banyak skill, mulai menulis, menggambar, berperang, dan kesenian. Maka dari itu, mereka terbiasa menuliskan kembali apa yang mereka pelajari, apa yang mereka lakukan selama memerintah, dan mengabadikannya dalam beberapa buku catatan.

Beneran jadi inget 100 Days My Prince akutuuu.. karena dengan kebiasaannya menulis diary, si pangeran jadi punya catatan sejarah otentik yang bisa menggambarkan keadaan masa itu.


Catatan kompilasi ritual militer Joseon



Ilseongnok, Catatan Raja Jeongjo (1776-1800) 

Dengan adanya catatan para raja ini, harapannya para penerus raja yang masih kecil akan mengambil pelajaran dari tulisan-tulisan raja sebelumnya tentang politik, berstrategi, mengatur pemerintahan, dan lain-lain dan menjadi raja yang lebih baik lagi ke depannya.

Istana Kerajaan

Ini adalah istana Gyeongbokgung yang terkenal dan sudah jadi tempat wisata di Korea. Raja Taejo yang menyuruh membangun istana Gyeongbokgung, kemudian raja-raja setelahnya membangun istana-istana lain seperti Changdeokgung, Deoksugung, dll.

Gyeongbokgung saat musim dingin

Ada dua bangunan (bukan istana), tapi fungsinya penting yaitu Sajik dan Jongmyo. Sajik adalah tempat suci untuk melakukan ritual kepada para dewa-dewa, sedangkan jongmyo adalah tempat ritual untuk menghormati para leluhur (atau arwah raja-raja sebelumnya).

sajik

Di tempat-tempat ritual ini, raja melakukan ritual untuk keberhasilan panen, atau meminta hujan dengan kostum berbaju putih (seperti yang dilakukan Wang So di Moon Lovers). Kemanapun raja pergi, sajik dan jongmyo harus dibuat. Sekuat-kuatnya seorang raja, dia harus patuh membuat ritual untuk arwah leluhur dan dewa.

Wang So memanggil hujan dalam Scarlett Heart Ryeo 

Istana sendiri, di masa itu, tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal raja saja. Tetapi juga sebagai tempat berpolitik, kerja, hidup, beranak-pinak, dan sebagainya. Ratu dan para selir tinggal terpisah dengan raja, itu kenapa mau ketemu aja harus janjian, karena bisa saja di istana seluas itu selisihan jalan :)

Bangunan istana dilapisi dari tanah yang dibakar (seperti genting). Ada 4 musim di Joseon, yang mana membuat artistekturnya mengikuti apa yang dibutuhkan pada musim itu sendiri.

Unsur-unsur arsitektur yang paling penting di istana adalah lantai yang terbuat dari kayu yang hangat, dan cerobong asap yang akan menghangatkan seluruh istana pada saat musim dingin.

dancheong
dancheong

Dancheong, adalah metode dekorasi tradisional dengan corak yang terdiri dari 5 warna mewakili penjuru mata angin; biru (timur), putih (barat), merah (selatan), hitam (utara), dan kuning (tengah).

Ini peta Hanyang, ibu kota Joseon. Dicetak di atas papan kayu. Bagian orange kiri Sajik, kanan orange jongmyo. Di tengah adalah istana, dengan istana-istana lainnya (wah maaf bagian gambar ini lupa kesave).


Ini adalah lukisan tentang Hanyang. Istana Changdeokgung ini adalah istana paling cantik. Di dalamnya ada taman yang hanya bisa dinikmati oleh raja.

Secret Garden

Konon, istana Gyeongbokgung sering mengalami kebakaran, karena sangat kuat dengan energi dari unsur api. Untuk meredamnya, mereka menggunakan jimat-jimat yang berkaitan dengan energi air, termasuk naga air. 

joseon
jimat air untuk menangkal energi api

Warisan Keluarga Raja Joseon

Keluarga kerajaan dirawat dengan baik oleh dayang-dayang istana. Baju dan aksesoris keluarga raja ini memiliki corak antik dan mewah, yang melambangkan kemakmuran untuk raja.

Termasuk juga perabotan dan ornamen mewah yang melambangkan jiwa mulia dan martabat seorang raja.



Bunga peony dan phoenix pada baju ratu melambangkan kekuasaan dan kemakmuran. Bagian emas ini dicetak dengan emas asli, bagian dalamnya dijahit menggunakan jarum terbaik dengan jahitan yang teliti. Semuanya dibuat dari kain sutra. Gaun pengantin ini terbuat dari sutra, pola sentralnya tetap pada bunga peony.



Sedangkan jepit rambut atau tusuk konde (binyeo) juga melambangkan hal tertentu. Misalnya, hanya ratu yang boleh memakai binyeo bermotif naga.

Lalu ada lagi kantung kecil yang digunakan oleh ratu dan para putri, yang berfungsi sebagai dompet, dihiasi permata, dibuat dengan cara disulam.

Perabotan-perabotan indah disimpan di kamar atau ruangan raja. Bunga peony artinya keberuntungan, makanya di istana raja banyak ruangan dengan hiasan peony.

inkstone

Ini salah satu alat tulis kerajaan, yaitu plat tinta untuk raja menulis. Karena ditujukan untuk dipakai oleh raja, maka setiap bagiannya dihias-hias oleh kulit kerang yang dirangkai.

Era Kekaisaran Korea

Pada masa kekaisaran korea, mulai datang kebiasaan dari barat. Bukan bunga-bunga peony lagi tapi bunga dari plum (maehwa). Bunga ini melambangkan keluarga Lee dari Jeonju.

Setelah era Joseon berakhir menjadi kekaisaran, mobilitas mereka sudah mulai memakai mobil pada tahun 1918 (mobil merek GM, buatan Amerika).

Di istana, raja sering mengadakan perayaan, baik ketika cucu raja lahir, mencapai usia dewasa, naik tahta, atau menikah, ulang tahun ke-60, dll selalu ada pesta perayaan besar-besaran. Di pesta itu diadakan acara musik, tari, makanan mewah yg meriah. Biasanya di pesta-pesta begini para bawahan juga ikut datang memeriahkan pesta, tapi kadang terlalu banyak minum dan bersenang-senang membuat mereka sering melakukan kesalahan dan dapat hukuman.

Selain itu, ratu juga adalah entitas yang punya kewajiban yang paling tinggi, yaitu melahirkan anak laki-laki, yang merupakan kebahagiaan negara. Maka, ketika royal baby boy lahir, akan dirayakan besar-besaran dengan bagi-bagi makanan ke rakyat, memberikan keringanan hukuman (asimilasi) bagi para tahanan, dll.

Teknologi era Joseon

Banyak penemuan di era Joseon, seperti alat ukur untuk menentukan berat dan volume. Mereka juga membuat jam matahari, kompas, penggaris tembaga, dan mereka juga menggambar konstelasi langit, senjata cakram/granat yang meledak.

technology joseon

Joseon secara paksa dianeksasi Jepang, yang sempat ada kejadian tragis yaitu kematian ratu Myeongseong (istri kaisar Gojong). Saat ini, ada campur aduk rasa pada masyarakat Korea, pertama kekecewaan karena dinasti Joseon tidak kompeten untuk menghancurkan Jepang ; kedua kasihan karena tragisnya terbunuhnya ratu terakhir Joseon.

Namun, kebudayaan dan peringatan peristiwa selama masa dinasti masih ada di darah orang Korea modern sekarang. Jadi, menurut Mr.Kim, jika Anda ingin mengerti masyarakat Korea modern, anda harus mengerti dahulu apa yang terjadi di masa lalu.

suasana pesta setelah pengaruh barat datang

Joseon berubah jadi kebarat-baratan sejak pelabuhan dibuka di mana banyak kapal penjelajah dari Barat datang ke Joseon. Saat itu pula, pengaruh katolik masuk ke Joseon (seohak) sekitar abad ke 18 dan kemudian mengubah banyak aspek kehidupan di Joseon.

Nah, begitulah sesi jalan-jalan kita menjelajah Joseon bersama Mr.Kim dari National Palace Museum of Korea. Seru bangeeetttt, meskipun hanya via Zoom, berasa bener-bener diajak menjelajah waktu sampai satu jam nggak kerasa dan nggak sempat bertanya. Padahal saya ingin tanya juga untuk era dinasti sebelum Joseon bisa lihat koleksinya di mana.

Ada banyak drakor dengan latar belakang era Joseon yang juga mengandung real story. Bagus juga sih kalau sejarah dibuat semenarik begini, saya yakin generasi muda pun nggak akan abai terhadap sejarah bangsanya sendiri.

Sampai jumpa lagi di penjelajahan berikutnya!
Next Post Previous Post
28 Comments
  • rijo tobing
    rijo tobing 25 Februari 2021 pukul 21.08

    Warisan dinasti sebelumnya ada di museum yg sama, rel. Mulai dari Goguryeo, baekje, silla, parhae, sampe ke goryeo dan terakhir joseon

    • Rella Sha
      Rella Sha 25 Februari 2021 pukul 21.44

      oohh ada semua di situ ya, keren banget mereka tuh arsipnya lengkap dan rapi. menunggu jalan-jalan berikutnya lagi kalo gitu, sapa tau ada lagi.

  • lendyagasshi
    lendyagasshi 25 Februari 2021 pukul 21.17

    Filosofi warna ini keren banget yaa..
    Maknanya dalam untuk semua gambar dan visualisasinya.

    Pantes aja banyak teori mengenai album-album Kpop Korea, ternyata orang Korea memang sedalam itu memaknai sebuah hal.

    • Rella Sha
      Rella Sha 25 Februari 2021 pukul 21.43

      makanya colorful ya mereka, karena emang ada unsur-unsur warna yang mewakili berbagai hal

  • Bambang Irwanto
    Bambang Irwanto 27 Februari 2021 pukul 07.54

    Saya sangat suka wisata museum, Mbak. Selain melihat benda-benda antik, juga belajar sejarahnya. Dan korea ini banyak juga ya, museumnya, karena memang berlatar dinasti. Makanya saya juga suka drama atau ilm korea berlatar dinasti atau kerajaan.

    • Rella Sha
      Rella Sha 2 Maret 2021 pukul 08.43

      yeay, Pak Bambang drakorian juga *toss
      sepakat, Pak, kalau diseriusi, sejarah juga bisa jadi sajian tontonan yang apik dan menarik ya

  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu 27 Februari 2021 pukul 16.22

    Bukti otentik yang terus terjaga dari masa ke masa sehingga untuk generasi selanjutnya bisa paham dengan sejarah pada masa itu. Jadi inget kursi kerajaan itu seperti yang daku sering lihat di Drakor hehe

  • Tukang Jalan Jajan
    Tukang Jalan Jajan 27 Februari 2021 pukul 22.00

    melihat budaya, sejarah dan peninggalannya ngebuat aku jadi kangen korea dan pengen menjelajahnya lagi. entah kapan bisa kesana lagi ya

  • Triani Retno
    Triani Retno 28 Februari 2021 pukul 06.05

    Haduuuuh....senangnya jalan-jalan virtual ke museum Korea. Eh, aku mah ke museum apa aja suka. Asalkan jangan sendirian :D Lihat foto-foto di atas jadi kepikiran (beberapa) museum kita yang penataannya terkesan suram.

  • Dee_Arif
    Dee_Arif 28 Februari 2021 pukul 08.18

    senangnya ya klo melihat Korea ini
    mereka sangat menghargai budaya dan sejarahnya
    rapi arsipnya
    kapan ya bisa jalan jalan ke korea,

    • Rella Sha
      Rella Sha 2 Maret 2021 pukul 08.43

      sampe Drakor Class bisa biayain tiket kita, mbak...hahaha

  • Fionaz
    Fionaz 28 Februari 2021 pukul 09.40

    Seru banget ya kak bisa belajar sejarah dari negara lain kayak gini, eh aslinya aq juga suka belajar sejarah ding.. Termasuk sejarah negeri sendiri

  • Santi Suhermina
    Santi Suhermina 28 Februari 2021 pukul 12.20

    Gyeongbokgung dari dulu selalu menarik perhatian ku. Keluarga ku ada yg buddhist. Zaman aku sd sering banget diajak ke vihara yg modelnya kayak Gyeongbokgung ini. Klo liat sajik dan Jongmyo ini jadi inget maa kecil dulu.

    • Rella Sha
      Rella Sha 2 Maret 2021 pukul 08.44

      waaw, seru mbak Shan.. bisa tau pengalaman orang lain ya

  • Zee Vorte
    Zee Vorte 28 Februari 2021 pukul 13.41

    wah wah warisan kerajaan korea memang beda yaa, apalagi tempat singgah sana rajanya dan sepertinya masih ada warisan beberapa dari anak cucunya kerajaan Korea

  • Eri Udiyawati
    Eri Udiyawati 28 Februari 2021 pukul 14.14

    Waah, menarik banget nih. Bisa belajar Sejarah tentang Korea. Peninggalannya juga bagus-bagus, ya. Jadi pengen berkunjung ke Museumnya. Semoga ada waktu dan rejeki lebih biar bisa ke Korea.

  • hani
    hani 28 Februari 2021 pukul 14.23

    Aku belum pernah ke Korea euy. Bagus banget, baca artikelnya aja serasa ikutan liat zoom dan jalan-jalan ke sana. Asri dan rapi banget ya museumnya. Lengkah dari semua dinasti dan masih tersimpan rapi jejaknya.
    Engga heran sih mereka jadi negara maju sekarang.

  • Lidya Fitrian
    Lidya Fitrian 28 Februari 2021 pukul 14.37

    Jadi inget ankku yg ngapalin raja-raja Korea, harus ikutan jelajah warisan kerajaan Korea ini ya seru pastinya. Lengkap banget ya jelajahnya jadi tahu semua info soal kerajaan Korea.

  • bibliofil
    bibliofil 28 Februari 2021 pukul 15.54

    Lihat stempel jadi ingat film The PIrates pas stempel kerajaan ditelan paus dan jadi perebutan perompak. Memang seru ngikuti sejarah Korea, terutamayang bernuansa sageuk gini. Tradisinya kuat dan bikin mupeng ke sana deh. Semoga kesampaian biar bisa melihat langsung peta negara yang dicetak di atas kayu. Keren!

    • Rella Sha
      Rella Sha 2 Maret 2021 pukul 08.44

      Ngikuuuttt, bang!!

  • K. Niken
    K. Niken 28 Februari 2021 pukul 17.57

    Eh eh eh btw, aq suka nonton drakor kerajaan gitu lho. Udah nonton juga mr. Queendan Scarlett Heart. wkwkw. Walau nggak paham, jadi cuma penikmat aja. Kalau lihat museumnya memang bukti otentiknya sudah tertata apik ya mbak.

  • K. Niken
    K. Niken 28 Februari 2021 pukul 18.04

    Eh eh eh btw, aq suka nonton drakor kerajaan gitu lho. Udah nonton juga mr. Queendan Scarlett Heart. wkwkw. Walau nggak paham, jadi cuma penikmat aja. Kalau lihat museumnya memang bukti otentiknya sudah tertata apik ya mbak.

  • Narasi Nia
    Narasi Nia 28 Februari 2021 pukul 18.32

    Wih wih wih.... Dari awal paragraf sampai terakhri, bener-bener seerti sedang nonton drama korea 😀

    Penjelasan dan gambar penunjangnya lengkap banget kak. Kamsahamnida atas ilmu nya 🤗

  • gemaulani
    gemaulani 28 Februari 2021 pukul 21.53

    Kerajaannya luas banget yaaa, itu aku terpesona banget sama tirai lipatnya cakep banget ya ampun. Kutunggu cerita penjelajahan berikutnya mba :)

  • Siska Dwyta
    Siska Dwyta 28 Februari 2021 pukul 22.25

    Wah asyik ya Mbak bisa jalan-jalan virtual dan melihat kekayaan warisan kerajaan Korea dan musiumnya. Ternyata raja-raja Korea dilatih punya banyak skill ya termasuk yang utama. Menulis. Btw saya baca ini sambil ingat2 drakor yang bertema kerajaan hehe

  • Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    Rahmah 'Suka Nulis' Chemist 1 Maret 2021 pukul 05.57

    Korea selalu indah dikulik lebih dalam. Namun, saya jadi sering membandingkan dengan Indonesia

    Sejarah memang butuh disimpan hal hal berkaitan dengannya

  • Kiky | riskysupriati.com
    Kiky | riskysupriati.com 1 Maret 2021 pukul 14.42

    Asyik banget belajar warisan kerajaan korea utamanya joseon ini. Aku naksir binyeo atau tusuk konde sama ada gantungan pas jaman film dong yi lupa namanya apa. Dan gantungan itu seperti melambangkan sesuatu/bahkan seperti jimat. Sejarah memang selalu menarik untuk diulas.

  • celotehnur54
    celotehnur54 1 Maret 2021 pukul 21.49

    Ngiri, ah. Tak bisa ikut. he he ...Terima kasih telah berbagi, Mbak Rella.

Add Comment
comment url