Kenapa, sih, Blogmu Berdebu?


Hey, Blog! Apa Kabar?

Saya tidak sedang memanggil seseorang dengan pisuhan (umpatan) ala daerah, ya, haha.

Iya, saya sedang memanggil si dailyrella kesayangan. Dailyrella yang sejatinya dibuat sejak 13 tahun lalu untuk merekam kejadian-kehidupan dalam keseharian si empunya blog, saya.

Tahun-tahun pertama ngeblog begitu mengasyikan. Bebas menulis, baik curhat maupun sekadar list belanja perlengkapan bayi. Bebas menulis, tanpa ada heading dan subheading yang harus dipikirkan. Bebas menulis, tanpa ada SEO yang membebani tangan mengetik. Bebas menulis, suka-suka, riang gembira, mengalir seribu kata tak sampai berhari-hari.

Blog ini pernah nggak ada isinya 2015-2018 karena hidup lagi ruwet-ruwetnya. Lelah seawur-awurnya. Lalu saya pikir itu sudah parah, hingga ketika tahun 2019 blognya mulai tersiram percikan tulisan-tulisan lagi, lanjut sampai hari ini, blog saya sering juga mengalami hiatus berminggu-minggu, atau hanya ada satu tulisan dalam tiga bulan.

Masih berani mengaku blogger, kau?

Dipikir-pikir yaaa, malu hati juga mengaku blogger tapi nggak pernah nulis. Jadi apa atuh aku teh? Ngeblog tidak, apalagi menulis. Curhat pada sesama–yang–masih–mengaku–blogger, apakah hal ini hanya terjadi padaku? Ternyata enggak, sodara-sodara…horeee saya ada temannyaaa… hahaha

Jadi apa sih biasanya yang bikin blog debuan dan bersarang laba-laba, tuh? Cek deh, nomer 5 pasti mengejutkan!

Sibuk

Yaaa, ini the most ultimate reason lah yaaa ~~
Sibuk ini ya banyak juga penjabaran dan hal-hal yang mengikutinya. Sibuk kerja, sibuk ngurus anak, sibuk bisnis, sibuk berorganisasi, sibuk pelesiran. Sibuk apa pun seringkali bikin tidak sempat nulis blog barang 300 kata acan.

300 kata doang gitu loh? Hanya sebanyak caption Instagram tapi kalau sudah sibuk ya susaaahh… susah luangin waktunya gitu, lho.

Capek

Kalau sudah capek, ada waktu pun mendingan istirahat. Tidur.
Semacam terlalu lelah untuk buka laptop dan mikir tulisan, bahkan tidak berpikir pun sudah lelah duluan.

Level paling parah dari alasan ini, baru lihat laptop saja sudah muaaal. Been there, done that. Badan yang letih membuat otak pun nggak bisa mencerna riset dan berpikir dengan baik. Boro-boro mikir, rasanya nggak pingin aja gitu lihat laptop.

Ini bisa jadi kelelahan karena aktivitas lain; pekerjaan kantor, rumah tangga, atau lainnya. Atau justru kelelahan karena kebanyakan hadap laptop dalam intensitas yang tinggi. Stripping. Sekian artikel setiap hari.

Enough is enough. Kalau lelah, memang paling bener istirahat aja dulu, fisik dan mental.

Terlalu Banyak Ide

Wahahaha, ini sih shombonk sedikit tapi menjerumuskan yaaahhh.. Bilang aja banyak ide, tapi eksekusi nol, hahahaa.

Seringkali karena ide-ide ini berloncatan tidak pada waktu yang tepat. Lagi mandi lah, lagi nyuapin anak, lagi naik motor, lagi di ojek, plis deh…padahal begitu lengkapnya kepikiran mulai judul, premis, sampai sub heading. Begitu ngadep laptop jeda 1-2 jam doang, harta karun tersebut nguap.

Sedih.
Penyesalan tiada tara karena si berlian belum tentu balik lagi, kalaupun berhasil direcall biasanya nggak sama seperti yang dipikirkan pertama kali.

Solusinya sih kalau kata orang-orang ditulis dulu poin-poinnya entah itu di secarik kertas, di hape, atau di tisu. Mudah-mudahan bisa yah, jangan banyak alasan lagi untuk gak bisa, hihi. Tapi sezuzurnya kadang pas mau nulis, butuh mikir rada keras lagi juga merangkai poin-poinnya itu.

Beralih Fokus

Hayooo, ini sering terjadi juga di kalangan blogger profesional (atau blogger biasa juga sih), karena dituntut untuk mengikuti trend pasar. Jadi, bisa nulis aja nggak cukup, butuh untuk capable bebikinan media konten lainnya untuk menunjang tulisan.

Harus bisa editing video, harus bisa operasiin Instagram, bisa Twitter, memahami analytics dan algoritma sosial media (padahal algoritma Google aja masih merangkak dipahami). Akhirnya fokus terbagi, dari 2 jam slot waktu~ sejam menulis, sejam membuat konten sosmednya, itu pun kalau nulisnya lancar.

Lama-lama, keasyikan ada di dunia sosmed, blog pun terbengkalai berbulan-bulan. Lebih mudah dapat engagement di sosmed. Like and comment itu memang melenakan. Kita bisa mendapat interaksi langsung dari audiens di sosmed ketimbang di blog (yang kalau nggak diikutkan BW keknya gak ada yang komen, hahaha).

Kalau sudah gini, kudu balik pakai kacamata kuda sesekali untuk istiqomah pada tujuan. Mau dikenal sebagai apa? Blogger atau Content Creator? Karena content creator tuh luas banget cakupannya, maka tentukan posisimu sesuai kesanggupan.

Jenuh, Bosan

Well, kalau ini nggak cuma blogging sih. Semua kerjaan pasti ada aja titik jenuhnya. Hampir senada dengan lelah tadi, jenuh itu ya bisa karena bosan dengan aktivitas yang terus-terusan.

Biarpun ngeblog itu hobi, ketika dia menjadi hobi yang dibayar, jadinya pekerjaan. Dan konsekuensi dari pekerjaan ya tentunya ketemu kejenuhan.

Kalau blogging masih belum jadi sumber nafkah utama, boleh-boleh aja sih ambil rehat sejenak. Tapi jangan mengeluh uang jajan berkurang ya, anggap aja ini kompensasi leyeh-leyeh selama sekian waktu misalnya.

Tapi kalau blogging jadi sumber nafkah utama, kata orang Sunda mah, wayahna… puk puk, peluukk dulu para pejuang nafkah. Karena mencari nafkah itu kewajiban, ya disabarin aja…tetap dijalankan dengan sepenuh hati, tapi jangan lupa menjaga kesehatan mental. Boleh banget menghibur diri dengan jajan-jajan makanan kesukaan, bisa banget curi waktu untuk tidur mengistirahatkan badan.

Mungkin kita bisa mengingat wajah-wajah keluarga yang sedang kita perjuangkan, orang tua yang ingin dibahagiakan, atau taraf kehidupan yang sedang kita capai untuk membangkitkan kembali semangat yang sempat redup.

Bersabar yaaahh, semoga lelahnya menjadi lillah. Semoga lelahnya berbuah pahala dan jadi saksi ikhtiar terbaik di hadapan Sang Pemberi Rezeki.

Males

Ini sih biasanya nggak ada lawan ya. Kalau males, antara tabiat atau memang lagi males aja. Hihihi. 

Males biasanya disebabkan oleh ogah ribet, apalagi kalau mikirin SEO, mikirin traffic yang segitu-segitu aja padahal kaya udah sembarang link dicantol-cantolin.

Males biasanya disebabkan ogah ribet mikir. Lagi receh banget.

Males biasanya ingin melakukan hal-hal lain diluar ngeblog yang bisa jadi udah sehari-hari terbitkan postingan.

Males ya males aja. Period.
Nanti ada waktunya kok nggak males lagi. Masa orang mau terus-terusan males, ya, nggak?

Salah satunya melawan males ini dengan ikut blogging challenge. Ada hadiah yang ingin dikejar, atau ada tema-tema yang jadi inspirasi. Biasanya berhasil bikin memaksakan diri untuk tetap menulis. 

Ingin Berhenti

Terakhir, ya emang si owner blog nya udah nggak mau ngeblog lagi sih. Apa mau dikata. Blognya dijual aja atau dibiarkan expired, hihi.. Sayang banget yaaa. Waktu awal-awal ngeblog dulu saya punya banyak blog buddies sesama mamah muda yang ingin mendokumentasikan perjalannya jadi ibu baru.

Anak masih kecil tentu banyak banget fase yang bisa diceritakan. 

Lama-lama anak makin besar.
Makin banyak tingkah, emaknya lelah tingkat dewa. Menuliskan tingkah laku anaknya aja udah bikin emosi lagi yang tadinya sudah diredakan semangkuk bakso dan segelas es campur.

Tambah nggak perlu merasa menulis lagi.
Makin besar anak, ketambahan anak, ketambahan cicilan dan lain-lain. Hidup makin kompleks. Yaudahlah, tutup aja blognya. Mau cerita apa lagi. Sudah ruwet dengan pikirannya sendiri.

Ada juga yang merasa sudah meraup cuan banyak dari blog. Sudah cukup. Dapat pekerjaan lain yang lebih menjanjikan, atau sudah cukup modal untuk membuka usaha yang lama diimpikan.

Nggak ada yang salah sih. Blog itu wewenang pribadi. Silakan aja mau nutup, mau diternakkan, mau diisi suka-suka. Bebas.

Akhirul kata, ada banyaakk banget hal-hal yang bikin emak lama nggak update blog sampai menutup blognya. Mohon jangan dijudge “katanya ngaku blogger tapi blognya nggak pernah diisi”. Padahal kan ada isinya, meski itu hanya content placement alias etalase iklan, hihihi. Nggak apa-apa. Sedih boleh lihat blog kaya warung, kapan-kapan usahakan selipin satu-dua tulisan di antara iklan-iklan tersebut.

Selalu ada niat dan mengusahakan aja dulu ya kaan!



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url