5 Alasan Tidak Perlu Mudik Saat Pandemi

Tim tidak pulang kampung saat pandemi, mana suaraanyaaa???? 
Sini nangis bareng.. Tapi nggak boleh berpelukan yaa, menjaga jarak lebih baik. 


tidak perlu mudik saat pandemi
Tambahkan teks

Saya kangen, kamu kangen, kita semua kangen keluarga dan sama-sama punya alasan kuat kenapa pengen pulang, kenapa harus mudik. Tapi, mari kita  tidak egois memikirkan keinginan diri saja. Pikirkan orang tua di kampung, pikirkan keluarga yang sudah sepuh-sepuh itu... apakah mereka harus menanggung risiko yang kita bawa di perjalanan?
 

Setidaknya, ada 5 alasan kenapa kita tidak perlu mudik dulu tahun ini, tahun prihatin karena pandemik Covid-19 : 

1. Mengacaukan Gerakan Physical Distancing 

Pemerintah, nakes, dan para stakeholder mati-matian menggaungkan physical distancing, jaga jarak fisik dan sosial. Kenapa? Demi memutus mata rantai penularan covid-19 tentunya. Jika kita terus berdesakan berinteraksi tanpa jarak (yang justru terjadi tinggi-tingginya saat musim mudik), penularannya nggak akan selesai-selesai. Kurva terus meningkat. Tau kan akibatnya? 

2. Terbatasnya Sarana Kesehatan 

Nah, ini akibat dari ngeyel tetap pergi mudik. Jika ternyata kita adalah carrier alias pembawa virus, lalu menularkan ke orang tua di kampung atau warga lainnya, penanganannya jelas sulit. Wong yang di kota aja udah turah-turah overload, yang di daerah mau kemana? Sarpras kesehatan di daerah kan terbatas, jika ditambah penyakit bawaan, jelas nggak bisa ditangani seperti flu biasa. 

3. Isolasi Mandiri di Kota Tujuan

Tahu kan kalo ada aturan disuruh karantina/isolasi mandiri selama 14 hari di kota tujuan dan kota asal? Udah berapa hari yang dihabiskan dengan nggak bisa kemana-mana? Mending kalo di rumah, kalo di barak? 

Total waktu karantina sana sini aja ngabisin 28 hari, cuti sampeyan memangnya berapa lama? Habis waktu sama gini-ginian, masbro. Percuma. 

4. Terbatasnya Transportasi Umum 

PT KAI aja udah membatalkan sebagian perjalanan jarak jauh dan mengembalikan tiketnya. PO Bus sempat dilarang beroperasi. Pelabuhan Merak sepi. Maskapai dilarang terbang. Sudah gitu, di pintu-pintu tol juga banyak penjagaan. 

Mau terbang pake sayap? Apa mau berenang pake sirip duyung? 

Ribet yes. Ribeeettt. Anda yang pake mobil pribadipun ribet karena bakalan ditanya macam-macam, plus plat dan KTP harus sesuai. 

5. Ada teknologi yang namanya Video Call 

Plis lah, zaman 4.0 dipake itu smartphonenya dengan pemahaman teknologi yang baik. Jangan cuman dipake stalking julid akun orang, sulpa selpi, dan Tiktokan mulu. Kasih tau keluarga di luar kota untuk sama-sama latihan video call, sehingga saat lebaran tiba udah lancar bersilaturahmi online. 

Simbok di kampung ndak punya hape? Ya wis, rapopo. Kirim duwit e ae. Kiriman nggak berhenti kok. Nanti kalo pandemik sudah mereda monggo, pulang kampung sungkeman sama simbok. 

Rindu itu beraaattt, ya memang beraaatt. Makanya pake sabaarr, biar ikhlaass, biar legooo....sama-sama legowo demi kesehatan kita bersama. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url