Menikmati Hidup Ala Teman Hidup Traveloka di Pulau Komodo

Menikmati hidup!

Rasanya lama sekali tidak meresapi dua kata sederhana ini karena kesibukan harian yang benar-benar menyita waktu, tenaga, emosi, dan pikiran. Sebagai freelancer yang bekerja serabutan, saya seperti dikejar-kejar setiap harinya. Bergelung dengan deadline, mengelola komunitas dan organisasi, membuat content planning, yang tadinya menyenangkan kalau dikerjakan sekali-kali jadi rutinitas harian yang bisa juga membuat jenuh.

Kadang sampai lupa cara menikmati terbitnya matahari dan mensyukurinya saat terbenam karena seringkali hari-hari terlewatkan begitu saja. Tahu-tahu sudah awal pekan, tahu-tahu sudah ganti bulan, dan sebentar lagi sudah mau akhir tahun.

Aduh, empty banget, ya.

Kata-kata gurauan ‘kurang piknik’ untuk merujuk pada seseorang yang suntukan, mudah tersinggung, dan gampang rungsing karena kurang jalan-jalan mungkin justru adalah kenyataan pahit yang dialami banyak orang. Termasuk saya sendiri.

Saya pernah mengalami burn out mengurus orang-orang di organisasi yang sedang tidak pada performa yang baik, ketambahan lagi pandemi yang bikin segala sesuatunya terbatas. Saya kangen #LihatDuniaLagi supaya segala resah dan uring-uringan ini bisa mereda, sehat jiwa raga.

Padahal, piknik itu hak semua orang, yaa. Tidak hanya membuat hati senang, piknik juga membawa manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Studi dari Curtin University melansir, olahraga dan rekreasi dapat menurunkan stres psikologis sebesar 34 persen apabila dilakukan 1-3 kali seminggu, sampai 46 persen bila dilakukan lebih dari empat kali seminggu.

Bahkan, situs Mayo Clinic menambahkan, orang yang rutin melakukan kegiatan rekreasi cenderung mengalami penurunan stres dan berdampak juga pada perilakunya yang lebih rileks dan positif.

Ya, tentu saja kita tahu aktivitas piknik atau rekreasi banyak membawa dampak baik dalam hidup ya. Dengan piknik, kepercayaan diri seseorang bisa meningkat, wawasan bertambah, dan kadar emosi dalam mengatasi masalah-masalah hidup pun lebih terjaga.

Seperti yang baru saja diperingati tanggal 10 Oktober lalu dalam Hari Kesehatan Mental Sedunia, psikolog Noam Shpancer, PhD dari Otterbein University mengatakan, 

“Mental health…is not a destination, but a process. It’s about how you drive, not where you’re going."

Kalau kata anak sekarang tuh, jangan lupa healing ygy.

Nah ngomong-ngomong tentang healing, saya sudah nandain tempat-tempat jika load pekerjaan sudah mulai melambat saya bisa healing tanpa huleng (bengong, bahasa Sunda). Biasanya sih, akhir tahun sudah pada kelar gitu kerjaannya. Ya mudah-mudahan aja benar ya ada kesempatan buat healing keliling-keliling, kalau nggak akhir tahun ini, ya akhir tahun depan atau depannya lagi :))

Salah satu tempat yang saya list buat menikmati hidup yang ada di urutan atas adalah menjelajahi indahnya pemandangan di Nusa Tenggara Timur.

Kenapa Labuan Bajo dan Pulau Komodo?

Ada banyak alasan kenapa saya ingin banget jalan-jalan bersama teman hidup ke Labuan Bajo. Sebetulnya sih, piknik ya piknik aja yaaa.. Nggak perlu banyak alasan. Tapi dari sekian pesona wisata Indonesia, tentu ada hal-hal yang bikin saya dan teman hidup melabuhkan hati ke Labuan Bajo.

Keluar Pulau Jawa

Terdengar kasihan memang, ya, hahaha. Karena tidak seperti teman hidup yang punya banyak pengalaman keliling Indonesia karena pekerjaannya, saya menghabiskan hampir seluruh umur saya di Pulau Jawa. 

Memang ada ratusan tempat wisata di luar Pulau Jawa yang juga menarik, tapi apa yang ditawarkan Labuan Bajo begitu menyedot jiwa yang lelah jadi burung hantu. Keindahan pantai, keanekaragaman hayati, dan kuliner yang baru dan menjanjikan, bikin kaki ini ingin segera menjejakkan dirinya di bandara Labuan Bajo.

Ahh, yaa, naik pesawat, salah satu yang belum dialami lagi bahkan jauh dari sebelum pandemi menyerang. So, Labuan Bajo adalah tempat yang tepat untuk mendarat dan menikmati hidup.

Timur Indonesia

Hampir senada dengan alasan di atas, sih. Saya ingin banget punya pengalaman jalan-jalan ke wilayah yang ditetapkan oleh presiden sebagai Kawasan Timur Indonesia (KTI). Saya yakin di balik kesenjangan pembangunan yang belum merata, kawasan timur unggul dalam potensi wisata yang masih belum banyak dieksplor.

Saya belum pernah sampai ke Wakatobi, saya juga belum punya angan-angan piknik ke Raja Ampat yang masih jauh dari jangkauan. NTT tampak lebih realistis untuk saya capai, setelah Bali dan Lombok yang pernah saya singgahi, geser sedikit ke kepulauan NTT tentu menyenangkan. Semoga bertahap yaah, habis dari sini ada kesempatan bergeser lebih jauh lagi ke sebelah timur.

Menikmati Hidup, Apa Lagi?

Iya, kan? Setelah lelah bekerja tak kenal hari dan menabung di celengan ayam, mengapa tidak menikmati hidup dengan hasil jerih payah jadi kuli tinta dan budak korporat?

Tubuh, pikiran, dan jiwa kita butuh hak untuk dibahagiakan. Belajar menghargai hidup yang juga perlu diisi oleh hal-hal yang positif, menyenangkan, dan berkesan.

Uang bisa dicari lagi besok, tapi pengalaman datang belum tentu sepekan sekali. Kamu tim work-life balance atau work hard-play harder

Menuju Labuan Bajo

Ada tiga jalur yang bisa dipilih untuk menuju Labuan Bajo dan Pulau Komodo; darat, laut, dan udara.

Kalau lewat udara, kita mendarat di Bandara Labuan Bajo dengan pesawat dari tempat asal. Saya cek sih, penerbangan direct Malang - Labuan Bajo ada dengan Citilink berdurasi 2.10 menit, tapi jadwalnya nggak banyak.

Untuk jalur darat, bisa pakai bus dari Denpasar kemudian menyebrang dengan kapal feri. Ini sebenarnya seru, lho, andai saja kita punya banyak waktu liburannya dan nggak keburu-buru.

Sementara sejumlah kapal PELNI siap sedia untuk membawa kita sampai pelabuhan Labuan Bajo. Kapal-kapal yang beroperasi hingga ke Pelabuhan Labuan Bajo adalah KM. Wilis, KM. Kelimutu, KM. Sirimau, KM. Tilongkabila.

Berlabuh di Labuan Bajo

Aaahh, dengar namanya aja langsung kebayang desiran ombak, birunya air, dan butiran pasir pantai yang berkilauan.

Selama ini saya hanya tahu keindahan Labuan Bajo dari cerita turis-turis, situs-situs wisata, dan postingan-postingan blogger yang pada punya kesempatan emas bisa ke sana. Mupengnya tiada tara sih, tapi pasti sepadan dengan hasil kerja keras bagai kuda dulu untuk sampai ke sana.

Labuan Bajo adalah sebuah kota kecil yang terletak di sebelah barat Pulau Flores. Kota ini merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan di Manggarai Barat.

Karena perkembangan wisatanya yang pesat dan merupakan gerbang menuju kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo ditetapkan pemerintah sebagai salah satu tujuan wisata utama baru setelah Bali.

labuan bajo
Nusa Tenggara Timur (indonesia.travel)

Bukan tanpa alasan sih Labuan Bajo begitu memikat. Ada banyak destinasi yang bisa dikunjungi saat berlibur di Labuan Bajo, dan menarik semuaaa…huhu, kalau bisa pengin banget jelajahin se-NTT-nya gituu. Tapi NTT itu kan berpulau-pulau ya, jadi ketimbang nggak terkunjungi semua, saya sudah menentukan juga spot-spot mandatory dan yang ingin dilakukan di tempat-tempat tersebut.

Ada apa aja di sana?

Taman Nasional Komodo

pulau komodo
Komodo Island (shutterstock)

Oh tentu saja yang ini wajib dikunjungi. Menurut informasi dari website Kementerian Lingkungan Hidup, Taman Nasional Komodo merupakan taman nasional tertua di Indonesia. Berdiri sejak 6 Maret 1980, artinya sudah 42 tahun lamanya ya.

Taman Nasional Komodo yang memiliki luas 173.000 hektare ini merupakan habitat bagi hewan langka komodo. Data di tahun 2018, terbilang ada 2.872 ekor komodo yang mendiami pulau ini sehingga ya tentu saja being the famous one and the only.

Pulau Komodo juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan internasional. Di antaranya Man and Biosphere Reserve (1977), World Heritage Site (1991), dan The New 7 Wonder of Nature (2011).

Kawasan taman nasional ini juga kaya akan keanekaragaman hayati dengan 227 spesies yang hidup di dalamnya. Fauna yang ada di pulau ini berasal dari kawasan Asia dan Australia. Dilansir dari Katadata, ada 32 mamalia, 128 burung, dan 37 reptil yang mendiami pulau Komodo. Selain itu terdapat 25 hewan darat dan burung yang termasuk satwa dilindungi dan hewan-hewan unik seperti kakatua kecil kambul kuning, blue white lipperd pit viper, peri manta raksasa, dan kuda liar. Ehh, jadi ingat susu kuda liar yang asli dari Sumbawa, ya?

Diving di kawasan Batu Samsia

Spot Snorkeling & Diving di Komodo (kemenparekraf)

Pulau Komodo adalah spot diving terbaik yang diunggulkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Area diving Batu Samsia merupakan jantung terumbu karang Asia Pasifik sehingga memiliki pemandangan bawah laut yang luar biasa indah. Data Kementerian Lingkungan Hidup memaparkan, ada kurang lebih 253 terumbu karang dan 1000 spesies ikan yang membuat meriah keanekaragaman hayati bawah laut.

Di Batu Samsia, kita bisa menyelam sambil menyusuri saluran air dan dapat berinteraksi dengan kura-kura, hiu, dan aneka ikan lainnya. Waahhh, bakalan jadi pengalaman yang nggak terlupakan nih bisa bercengkrama dengan hewan-hewan layaknya Bapak Nemo dalam film Finding Nemo.

Coral reef life (Disney)

Gili Lawa

Ada fakta menarik yang saya dapatkan sewaktu mencari informasi tentang Gili Lawa/Gili Laba ini. Konon warna datarannya akan berubah warna sesuai dengan musim. Kalau kemarau, dataran yang berupa savana kering memberikan kesan warna cokelat seperti gurun pasir. Sementara kalau musim hujan, daratannya asri dan menghijau.

Gili lawa darat (floresku.com)

Jika mau melihat sunrise dari Gili Lawa, kita harus melalui jalur trekking ke puncak-puncak bukit gili mulai jam 4 pagi. Sebaliknya, untuk menikmati sunset, trekking dilakukan mulai jam 3 sore menuju puncak untuk mendapatkan view sunset yang tepat. Akhirnyaaa, di Gili Lawa lah saya bisa menikmati pemandangan kemunculan dan terbenamnya matahari dengan santai, tanpa kepikiran deadline yang belum selesai.

Duuh, harus belajar fotografi yang bener dulu nih biar bisa dapetin angle foto yang ciamik.

Pink Beach

Pink Beach (theworltravelguy.com)

Ada 5 atau 6 spot pantai berwarna pink di Indonesia, dua di antaranya berada di kepulauan Nusa Tenggara. Secara khusus di NTT sendiri ada dua spot pink beach, yaitu di Pulau Komodo dan Pulau Padar. 

Menawan banget buat cewek-cewek kue yang demen warna soft dan chic kaya gini. 

Emang beneran pink ya, warnanya? Well, warna pinknya sendiri itu berasal dari foraminifera, organisme mikroskopik yang hidup di antara terumbu karang dan tersapu oleh pantai sehingga yaaa, mewarnai pantai dengan kilauan warna pink yang romantis.. Awww, memanggil teman hidup, mana teman hidup??

Rekomendasi Hotel di Labuan Bajo - Pulau Komodo dari Traveloka

Tentu saja jujugan utama untuk mencari rekomendasi traveling semua ada di Traveloka. Saya sudah langganan Traveloka sejak tahun dimana kami merantau dari kampung halaman, 2012. Mulai baru bisa booking hotel murah, sampai sekarang Traveloka sudah bisa melayani macam-macam.

Ada tiga tempat yang jadi rekomendasi para traveler di area Labuan Bajo - Komodo ini, tapi paling penting, semua yang direkomendasikan Traveloka sudah lolos CHSE dari Kemenparekraf Indonesia.

Sudamala Resort

Jl. Pantai Pede, Km. 3, Gorontalo, Labuan Bajo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur

meruroah komodo

Iniii, yang banyak direkomendasikan oleh para traveler bule dan memuji-muji panorama indah yang bisa dilihat dari hotel.

Tersedia empat tipe kamar di Sudamala; inneria garden suit, larantuka sea view suit, dan rangko beachfront suit, dan manggarai one bedroom villa with private pool. Semuanya punya keunggulan view masing-masing, tinggal pilih aja sih mau yang mana.

Kalau saya memilih garden view lebih nyaman dan tenang untuk beristirahat.

sudamala labuan bajo

Meruorah Komodo

Kawasan Marina, Labuan Bajo

meruorah komodo

Resort ini terletak di Pulau Komodo dengan view yang masyaallah, nggak bisa diutarakan indahnya dengan kata-kata. Luxury banget. 

Kalau ada yang indah-indah gini, rasanya sayang kalau hanya menikmati via lensa kamera. Biar semua panca indra bisa merasa dan menceritakan panoramic view, yang paling tepat adalah pakai alat rekam paling canggih, yaitu kedua mata. 

Phinizy Room (meruorahlabuanbajo.com)

Eco Tree O'Tel 

Hotel yang ini adalah pilihan menarik kalau tidak kebagian hotel-hotel sebelumnya, atau hanya ingin ala-ala traveler santai yang banyak menghabiskan waktu di luar ketimbang di dalam hotel. 

Meski harganya jauh lebih murah, Eco Tree O'Tel menawarkan fasilitas dan pemandangan yang nggak kalah bagusnya. Menurut saya, ini cukup banget buat bobo-bobo istirahat, mengisi perut, dan berfoto-foto dengan interior hotel ala bohemian style. 

Oleh-Oleh dari Labuan Bajo

Pulang jalan-jalan, jangan lupa beli suvenir khas untuk menandakan pengalaman yang tak terlupakan di Labuan Bajo. Dari sekian macam yang bisa dijadikan oleh-oleh, saya memilih kain tenun NTT yang sangat istimewa karena dibuat handmade dan motifnya yang khas banget. 

tenun NTT
kain tenun NTT (menpan.go.id)

Dalam proses pembuatan, kain tenun NTT diawali dengan pemintalan kapas menjadi benang lalu diikat. Benang kemudian dicelup ke dalam pewarna alami yang berasal dari akar pepohonan, buah mengkudu, atau rimpang seperti kunyit. 

Setelah warna merata pada semua benang, benang kemudian ditenun oleh alat khusus, dan dikerjakan oleh tangan para wanita pengrajin di NTT. Biasanya, motif kain tenun merepresentasikan alam, hewan, identitas suku di mana kain tersebut berasal, dan benda-benda yang berkaitan dengan kehidupan manusia. 

Ada tiga jenis tenun NTT berdasarkan proses produksinya; tenun buna, tenun ikat, tenun lotis atau songket. Ketiganya dibedakan dari cara pengikatan benang, dimana dalam proses pembuatan tenun ikat, benang yang memanjang (benang lungsi) dan benang yang melintang ke arah lebar kain (benang pakan) diikat hingga menghasilkan motif tertentu. 

Sedangkan tenun buna dibuat menggunakan benang yang sudah dicelup warna untuk membuat corak atau motif tertentu. Satu lagi tenun songket, biasanya berwarna gelap atau earth tone seperti cokelat, biru tua, atau merah hati.  

Tenun NTT bahkan digunakan sebagai alat diplomasi Indonesia dengan delegasi dan undangan pertemuan kedua atau 2nd Sherpa Meeting Labuan Bajo pada konferensi G20 tahun 2022. 

Kompetisi Blog “Lihat Dunia Lagi” Bersama Teman Hidup dan Traveloka

Kalau kamu ingin menuliskan whislist kemana ingin traveling Lihat Dunia Lagi bersama teman hidup, yuk masih ada kesempatan sekitar 20-24 jam lagi buat posting blog dan ikut kompetisi blog dari Traveloka x Blogger Perempuan. 

Jangan lupa submit paling lambat tanggal 12 Oktober 2022, yaw! 


Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! 
Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan.
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Haikalys
    Haikalys 3 November 2022 pukul 06.29

    Thanks sir,
    this is so very excited for me.

Add Comment
comment url