Pengin Itikaf bareng Anak-Anak

Betul, dari tahun ke tahun sebetulnya hal ini yang pengeenn banget dilakuin. Nunggu-nunggu kapan anak-anak sudah cukup besar untuk diajak itikaf di masjid saat bulan Ramadan. 

Setelah dua tahun pandemi sambil menunggu waktu yang tepat... 

Dan tahun ini masih belum kelakon juga.... 
Hiks. 

Padahal kirain anak-anak udah cukup umur untuk mengerti kalau diajak itikaf. Sudah rutin ke masjid juga di hari-hari biasa dan insyaallah sudah bisa dikasih tahu untuk tertib di rumah ibadah. Tapi pas tahun ini waktunya masih belum klop juga. 

10 hari terakhir yang harusnya diisi dengan banyak ibadah, terus terang kami masih disibukkan dengan urusan duniawi seperti penyelesaian jualan, persiapan mudik, dan beberes rumah. Ketika malam datang, kelelahan sudah melanda....hanya sanggup sampai tarawih berjalan. 

itikaf bareng anak

Itikaf di Bulan Ramadan

Itikaf adalah amalan di bulan Ramadan, biasanya dilakukan di 10 hari terakhir, di mana kita berdiam diri di masjid melakukan kegiatan ibadah seperti tadarus Quran, shalat malam, zikir, dan ibadah-ibadah lainnya. 

Rasulullah Shalallahualaihi wassalam dalam hadistnya mengatakan, 

مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ

“Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir.” (HR Ibnu Hibban).

Hukum Itikaf 

Hukum itikaf adalah sunnah. Tapi itikaf bisa jadi haram apabila dilakukan seorang istri tanpa izin suaminya. Itikaf juga bisa jadi makruh jika tidak disertai niat yang lurus atau melakukan hal-hal yang tidak berkenan selama itikaf. 

Keutamaan Itikaf 

Itikaf membantu pribadi untuk mengevaluasi diri di akhir-akhir bulan Ramadan sebagai bulan pengampunan dan bulan bercermin diri. Terutama pada 10 hari terakhir terdapat Lailatul Qodar, maka hendaknya berlomba-lomba untuk menggapainya melalui ikhtiar fokus ibadah. 

Dalam kitab beliau Bulughul Marom, yaitu hadist no. 699:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau di wafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172)

Semoga tahun depan bisa melakukan itikaf bareng anak-anak, harapan seorang ibu dari tiga anak laki-laki calon imam keluarga. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url