Manajemen Waktu a'la Moi

Setelah pernah menulis tentang Manajemen ASIP ala saya sepuluh tahun lalu, saya emang nggak nulis-nulis lagi tentang manajemen apalah… soalnya hidup ini masih terlalu berantakan untuk menulis soal manajemen sesuatu :))

Jika diminta menulis soal manage tiga anak yang usianya berdekatan juga nggak berani, apalah saya masih lebih banyak jadi mamak singa-nya ketimbang mama ala Instagram. Mau bagaimana lagi, kondisinya kami tinggal di rantau, nggak ada tenaga tambahan atau bantuan keluarga dan aneka keterbatasan lainnya. Jadi, untuk menjelmanya saya menjadi singa di rumah, saya banyak memaafkan diri sendiri dan memberi berbagai pengertian sama anak. 

Jadi, manajemen waktu seperti apa yang mau saya tulis di sini? Let's get the positioning dulu, karena posisi tiap orang berbeda-beda yang menentukan manajemen waktunya. Saya stay at home mom, punya tiga anak laki-laki, menerima pekerjaan freelance dan berkomunitas. 

Hmm, mau sharing aja bahwa membuat manajemen waktu baik itu untuk diri sendiri, pekerjaan profesional, maupun pekerjaan domestik itu memang ada strateginya dan nggak bisa diterapkan sama pada setiap orang. Jadi kalau mau pakai tabel jadwal harian seperti itu saya malah cenderung nggak tertib karena kaya diatur-atur gitu.

Bisa jadi jadwal harian saya nggak tetap, tapi untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, ada timing-nya masing-masing yang lebih efektif.
manajemen waktu

Manajemen Waktu Saya 

Secara umum, ada tiga hal sederhana yang jadi pegangan saya dalam me-manage waktu.

Temukan prime time

Setelah beberapa waktu kerjain ini itu selama serabutan, saya mulai kenal dengan pola kerja badan dan otak saya sendiri. Kapan terbaik mengerjakan A, kapan terbaik mengerjakan B, dan kapan waktu yang tepat menyelesaikan C.

Jangan dikira saya bangun sangat dini hari ya, hihihi. Jam tidur saya standar aja, jam 11 malam - jam 5 pagi. Pernah dicoba bangun jam 3 subuh, jam 8 pagi sudah lemes, lebih cepat lapar dan uring-uringan. Jadi, temukan aja ritme tubuh yang cocok buat diri sendiri.

Kalau mau berkebun, saya ambil waktu subuh hari sekitar 5.30 - 6.30, habis itu menjemur diri sambil sapu-sapu halaman, siram tanaman, bersihkan kandang kucing. Habis itu jemur pakaian.

Rutinitas ini buyar jika anak-anak masuk sekolah pagi, karena kesibukannya beda lagi: masak nasi, bikin bekal dan sarapan, nyetrika seragam. Setelah jam 07.00 barulah bisa melakukan hal-hal di atas...konsekuensinya, berkebun dalam kondisi udah panas :))

Untuk menulis, ternyata timing saya bisa berkonsentrasi penuh jika dilakukan selepas magrib. Tapi buat memulai buka laptop, bisa saya lakukan sehabis zuhur karena relatif sudah settled. Buka laptop ini bisa ngeblog, mengecek kegiatan administratif, nge-Zoom, nulis draft, bikin desain, dll tapi speed-nya memang makin cepat kalau malam. 

Pokoknya ketika nggak ada lagi gangguan pikiran belum masak, belum angkatin jemuran, belum jemput anak, dll. Kalau menulis pagi ya tugas-tugas inilah kendalanya :’)

Untuk masak, saya alokasikan 30 menit di dapur di setiap waktu makan, sekitar jam 9 pagi (untuk makan siang) dan jam 4 sore (untuk makan malam). Karena anak-anak suka bosan kalau makan menu yang sama seharian (saya juga lihatnya bosan). Tapi dengan masak dadakan gini, jadi nggak ada makanan yang mubazir, pun ketika tiba-tiba ada kiriman nasi kotak atau ajakan makan di luar, jadi hanya masak ketika dibutuhkan.

Sedangkan untuk baking, alokasinya adalah jam 11-3 sore ketika pekerjaan lain nggak numpuk dan biasanya dilakukan setelah masak makanan utama selesai. Dulu, prime time baking maksimal jam 4 sore karena habis itu listrik nggak kuat lagi dipakai oven. Sekarang daya listrik rumah sudah ditambah jadi aman untuk baking kapan saja.

Buat main dan ngobrol sama anak, ternyata enak dilakukan saat pagi udah pada mandi sambil nempel-nempel ke bantal yang anget habis dijemur. Selain itu sebelum bobo sembari menghabiskan energi mereka. Terus terang aja saya nggak banyak main sama anak dalam artian membersamai terus, karena  sengaja saya beri mereka waktu untuk main fisik di luar, sore sebelum waktunya ngaji.

Untuk baca buku gitu, saya gunakan waktu saat di angkot, saat nunggu anak sekolah, pokoknya saat menunggu sesuatu. Jadi buku ada di selalu di dalam tas, meskipun nggak setiap waktu pasti dibaca ya.

Catatan dan Checklist

Ini penting banget buat saya yang pelupa dan buruk dalam organizing supaya nggak mengawang-ngawang dan banyak kelewat.

Buat saya, nggak perlu jurnal yang fancy buat nulis oret-oretan pekerjaan, karena nggak bisa gambar atau tulisan cakep-cakep. Hanya butuh notes atau agenda untuk mencatat pekerjaan A, deadline tanggal sekian. Kalau terlalu banyak keterangannya saya malah males duluan bacanya.

Juga tidak rekomendasi buat saya nulis agenda di hape, karena sekali buka hape akan kemana-mana yang menyebabkan semua pekerjaan delay.

Setelah pekerjaannya rampung, saya beri check di sampingnya. Sesimpel itu akutuuu….

Beri Jeda

Nggak kalah penting, jeda dari sejumlah kesibukan itu sangat dibutuhkan buat kewarasan jiwa. Setelah full kerja sampai tanggal 25, misalnya. Saya beri cut off time semua pekerjaan di bulan itu sudah selesai dan menggunakan 5 hari sisa sampai akhir bulan untuk free dari ambil tawaran pekerjaan.

Konsekuensinya ya lepas beberapa potensi pemasukan, tapi saya benar-benar butuh otak yang beristirahat dan badan yang segar untuk produktif lagi. Ikhlas dan sadari bahwa kelelahan bisa berujung tantrum dan ketidakstabilan emosi yang bisa merembet kemana-mana, jadi mengatur hal ini juga penting.

Di waktu-waktu ini biasanya saya gunakan buat me time, banyak tidur siang, lebih banyak lagi ngobrol dan main sama anak-anak, nonton drakor marathon, tidur malam lebih cepat, atau sekadar uji coba resep di depan oven.

Rasanya satisfying deh ketika bangun tidur, kita nggak punya DL :D

Eh satu lagi deh yaa, wajib tiap hari untuk bersyukur atas 24 jam yang sudah diberikan. Waktu itu bukan milik kita, jadi kita wajib berterima kasih sama Yang Maha Memiliki Waktu atas kesempatannya untuk kita berkarya, beristirahat, dan memenuhi kebutuhan hidup. 
 
Mungkin segitu aja, sih, yang bisa saya ceritakan soal manajemen waktu. Sangat tidak ideal bahkan mungkin masih banyak slot kosong yang dipakai untuk rebahan dan chatting-chatting bergembira. Haha. Ya udah, sih, kerja keras juga tetap diimbangi dengan berbahagia. 

Work hard, play harder :)
Next Post Previous Post
10 Comments
  • Irene Cynthia
    Irene Cynthia 23 September 2021 pukul 08.35

    Mantap mbak semua tipsnya sangat berharga 👍

  • Rhoshandhayani KT
    Rhoshandhayani KT 23 September 2021 pukul 19.42

    wuah bener juga ya
    kita harus nemuin prime time dulu sebelum mengelola waktu
    jadi udah harus tahu kapan waktu yang nyaman untuk beraktivitas
    aku kok lebih nyaman ngeblo sore hingga malam hari
    jadi kalo pagi ke siang itu agak leyeh-leyeh

  • Shafira Adlina
    Shafira Adlina 24 September 2021 pukul 08.14

    betul mbak, menembukan prime time memang nikmat banget sekalia n berjemur lagi ya buat amunisi energi seharian. terimakasih tipsnya mbak!

  • Rani Retnosari Mantriana
    Rani Retnosari Mantriana 25 September 2021 pukul 06.32

    Nah nemuin prime time penting banget sih dalam mengatur waktu, kalo udah ketemu beneran enak sih ngatur waktu selanjutnya.

  • Deris Afriani
    Deris Afriani 25 September 2021 pukul 07.47

    Banyak anak, banyak rejeki, banyak emosi, ha ha ha. Kalau aku, harus sering menurunkan standart diri. Gak yang harus gini dan gitu sebaik yang aku harapkan, kalau sudah berurusan dengan anak dan waktu. Prioritas tentu anak dan diriku. Itu aja. Biar tetap waras.

  • HF
    HF 25 September 2021 pukul 08.09

    Wah sama nih aku juga punya 3 anak dengan usia yang tidak berbeda jauh memang ribet sih.. setelah baca artikel ini aku jadi lebih mendapat pencerahan.. Makasih ya sharing infonya

  • atinnuratikah
    atinnuratikah 25 September 2021 pukul 08.46

    Tiap orang memiliki manajemen waktu beda kesibukan beda manajemen waktunya kalau aku disesuaikan dengan kebutuhan anak dan diri sendiri.

  • lendyagassi
    lendyagassi 25 September 2021 pukul 09.57

    Menejemen waktu setiap orang memang gak pernah sama yaa... ATM boleh banget.
    Tapi keseringan judgement tuh...hihiI~
    Buat aku, yang penting urusan keluarga dulu. Bebersih sambil-sambil aja... Masalah yang bisa di delegasi, ya delegasikan, alhamdulillah anak-anak uda pada gede, jadi bisa dimintain bantuan.

    Komunikasi yang manis ke anak-anak dan mengenali apa pekerjaan kesukaan mereka. Jadi terasa lebih ringan.

  • Nunu Amir
    Nunu Amir 25 September 2021 pukul 11.41

    Nice tips nih buat eike yang masih sulit ngatur waktu. postingannya bermanfaat mba

  • sylvianayy
    sylvianayy 11 Juli 2022 pukul 13.13

    Nemuin prime time ini yg sulit. Pantesan aku gagal terus management waktunya hehe

Add Comment
comment url