[Review Movie] Now You See Me : Now You Don't

Menunggu selama 9 tahun untuk sebuah prekuel emang terasa lamaaa banget bagi para penggemar sebuah karya film. Kirain nggak bakal ada lagi karena dunia sudah jatuh bangun selama kurun waktu tersebut, tiba-tiba ada aja gitu gebrakan yang ketiga. Aw, now i wanna watch! 

Awalnya saya pikir sub judulnya "no, you don't" lalu berpikir, sebelah mana bagian yang 'tidak kelihatannya' nya? Eh ternyata "now, you don't" yaaa. Kabarnya sang produser Bobby Cohen dan sutradara Ruben Fleischer sepakat nggak mau pakai judul Now You See Me 3 atau Now You See 3 Me, jadilah pakai judul sekarang yang tadinya mau disematkan untuk film kedua tahun 2016 lalu. 

Mari bedah posternya duluu... cek cast-castnya, ini ada itu ada, eeiitts...ada yang balik? Ada yang hilang? Seseorang yang posisinya terbalik sendiri itu udah pasti 'lain' daripada yang lain, Rosamund Pike (Veronika Vanderberg) adalah the villain. 

The Casts 

Castnya masih sama dengan dua film pendahulunya. The 4 Horsemen: Daniel Atlas (Jesse Eissenberg), Dave Franco (Jack Wilder), Henly Reeves (Isla Fisher), dan Merrit McKiney (Woody Herrelson).

Ditambah kemunculan tetap Morgan Freeman (Thaddeus Bradley) yang cuma sebentar. Tapi karena ceritanya bergeser fokus ke 'anak-anak baru' di dunia ini, maka 3 cast utama cukup mendominasi keseluruhan plot, yaitu Justice Smith (Charlie), Dominic Sessa (Bosco), dan Arianna Greenblat (June). 

Spekulasi mengenai apakah Mark Ruffalo (Dylan Rhodes) ikut serta dalam film ini memang memicu perdebatan, apalagi belakangan ini Mark cukup vokal dengan isu-isu kemanusiaan. Kuatirnya dia 'diboikot' atau dikeluarkan dari franchise film. Padahal seluruh cerita sekuel kuncinya ada di Dylan Rhodes yang saat ini sedang dipenjara di Rusia. 

Pertanyaan sama dengan adanya Lizzy Caplan (Lula May) di deretan cast. Tapi sama halnya dengan Dylan, Lula pun tidak ada di dalam posternya. Jadi mereka muncul atau tidak yaaa? 

Anyway, kalau lupa dengan orang-orang ini, boleh banget nonton ulang film pertama dan kedua biar ter-oh iya - oh iya. 

Alur Cerita 

Film ini diawali dengan latar waktu beberapa tahun kemudian setelah The Four Horsemen memutuskan bubar sebagai konsekuensi langsung dari misi terakhir mereka. Para personel kemudian memilih jalan masing-masing dan tidak melakukan pertunjukan bersama lagi. 

Tidak ada info spesifik berapa lama mereka berpisah, tapi kemunculan tiga anak muda yang memproklamirkan diri sebagai generasi baru The Horsemen, mampu mengisi semarak panggung yang lama ditinggalkan. 


Wajah baru, semangat muda, trik-trik segar dengan sentuhan kecanggihan teknologi seolah 'menghidupkan' kembali 4 Horsemen dengan gaya kerja ala gen-z yang kekinian. 

Takdir kemudian menemukan mereka dengan J. Daniel Atlas yang tiba-tiba muncul, banyak bicara ini itu, dan berhasil mengumpulkan kembali pecahan 4 Horsemen dalam sekejap. Misi kali ini: mencuri diamond raksasa (The Heart of Diamond) dari Veronika Vanderberg, miliarder dan pengusaha yang ditengarai terlibat dalam dirty money laundering dan kriminalitas lainnya. 

Masih mengusung motif robinhood modern, akhirnya, kita bisa menikmati penampilan ilusi bukan dari 3, bukan juga 4, tapi 7 ilusionis dengan ciri khasnya masing-masing! 


Mengambil latar tempat di Budapest, Antwerp, dan Abu Dhabi, kolaborasi senior dan junior ini mengikuti sepak terjang Veronika dan kroni-kroninya. Bertekad untuk mengekspos kejahatan Veronika ke publik dan mengembalikan berlian tersebut ke tempat dimana dia berasal, Afrika Selatan. Berbagai trik permainan kartu, ilusi magis, escape plan, dan permainan pikiran mewarnai setiap segmen dengan apik seperti biasanya. 

Di akhir cerita, kita akan tahu dari mana Four Horsemen terpanggil untuk berkumpul. Apakah The Eye lagi, atau ada 'mata' lain yang jadi perancang seluruh skenario ini?? 

Old Tricks, Fresh Story

Paling epik menurut saya waktu mereka berkumpul di Rumah Magic atau apa gitu namanya. Dalam rumah yang disebut-sebut sebagai peninggalan para magician, isinya ada banyak trik, jebakan, dan sejarah dari para pendahulunya. 


Dalam satu adegan, masing-masing dari mereka menampilkan magic skill-nya secara beruntun, nggak ada gap skill, bikin penonton wah-wah dan ingin bertepuk tangan seperti menonton langsung pertunjukan ilusionis (saya doang, mungkin). 

Secara keseluruhan, trik-trik yang digunakan masih mode lama ya. Seperti escape dari kotak berisi air, tebak-tebakan kartu, lolos dari borgol, dan pembacaan pikiran yang akurat dan intimidatif dari Merrit McKinney. 

Danny Atlas, seperti biasanya, cocote bocor. Mungkin abis makan pepaya. 
Begitu muncul langsung bicara gak berhenti, apalagi saat menjelaskan tricks plan pada anak-anak muda itu. Bakat dominan dan controling-nya menjadi-jadi. Slightly annoying, and still...


Yang menarik adalah bagaimana kedua kelompok ini bisa menjembatani gap generation dan mengatur kekompakan dalam menjalankan misi. Mulai gaya kerja yang berbeda, jokes yang nggak relate antar generasi, selera, dan alur mengatasi masalah yang sering nggak masuk satu sama lain. Tapi jadinya seru banget karena jadinya malah show kolaboratif yang jenius. 

Ibaratnya jaraknya kayak om-tante dan keponakan, kadang yang tua yang menyebalkan, kadang yang muda yang ngeyelan. Tapi jam terbang emang nggak pernah bohong, dan yang kinyis emang punya porsi cemerlang sendiri. 

Minus Sedikit 

Banyak ekspektasi terhadap NYSM yang sudah ditunggu-tunggu selama nyaris 10 tahun. 

Apalagi sekarang Isla Fisher sudah kembali bergabung setelah absen di film kedua karena hamil (di dunia nyata). Cantik banget dia di sini, kirain switch karir dari penulis buku cerita anak jadi beauty blogger, hehe. Terbayar sih karena di sini dia cukup banyak tampil, nggak perlu berbagi spot peran sama magician perempuan lainnya. Salfok ama lipstiknya yang segar, penampilannya yang tetep pretty setelah jadi ibu-ibu. Apakah dia pake lipen yang direview beauty blogger Balikpapan ini ya?  

Harapannya, ada lebih banyak lagi trik yang mindblowing, yang belum pernah ditampilkan sebelumnya, yang tidak diulang-ulang, dan sejenius aksi estafet kartu di Now You See Me 2. Iya itu ada, seperti yang saya sebut pada saat di Rumah Sulap. Tapi memang kurang banyaakk.. dengan talenta lebih banyak daripada sebelumnya harusnya kan triknya lebih banyak juga yaaa?? 

Endingnya boleh dibilang agak-agak nyesek karena inginnya ditutup dengan trik yang bikin mikir. Bukan sekadar tampil lalu bungkuk pamit. Plot twist yang ada nggak bikin kaget-kaget banget atau bikin penonton ngerasa kena prank. Aaaaaa, baiklaaaahhh..... tetap very worth to watch kok, gaeess. 

Mari tunggu Now You See Me 4 yang kabarnya lagi digarap langsung sama Ruben Fleischer, yang artinya nggak akan selama kemarin lah yaa nunggunya. We just want more tricks, pleaseee....   

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url