Personality Development Talks: Kuasai Social Skill untuk Hidup yang Lebih Sukses

Kalian punya nggak langganan seller online, atau setia sama satu brand tertentu sehingga kalau mau beli apa-apa pasti cari kesitu dulu sebelum jelalatan ke lapak yang lain?

Padahal ada ratusaann seller di marketplace, atau katakan aja di pasar juga ada puluhan lapak yang jual sembako yang sama. Tapi kita balik lagi ke toko si cece, atau merek A yang harganya bisa jadi lebih mahal tapi kita jabanin. Yaa, salah satunya ada faktor X yang menentukan kenapa sebuah bisnis dianggap lebih baik oleh konsumennya.

Antara lain alasan customer handling yang responsif, service excellent dan profesional, barang lebih berkualitas, atau etika bisnis yang dijaga oleh pemilik usaha dan tim operasionalnya.

Itu kan, kenapa kita suka salut sama brand anu, karena konsisten dengan konsep environment friendly. Suka sama brand anu, karena CS nya baik hati dan mau bantu customer saya kesulitan order.

Hal yang sama juga terjadi pada saat kita ‘menjual diri’ alias membangun branding diri sendiri baik untuk usaha atau jualan skill.

Harvard Study pernah melakukan sebuah survey dan menyebutkan bahwa 85% menilai social skills lebih penting daripada technical skills 15% dalam menentukan kesuksesan seseorang ketika menjalankan sebuah bisnis. Kenapa? Karena produk/barang yang merupakan hasil technical skill bisa langsung ditiru, sedangkan aspek-aspek sosial jelas harus dilatih.


Survey yang cukup mencengangkan ini disampaikan sebagai pembuka workshop online "Personality Development for Blogger" oleh Rudi Hilman (Direktur Program Development) Lembaga Kepribadian Duta Bangsa dan Indonesian Social Blogpreneur (ISB) yang dilaksanakan pada Kamis, 16 Mei 2024 lewat platform Zoom Meeting.

Personality development, atau pengembangan kepribadian, adalah proses meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk mencapai tujuan dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam proses ini, seseorang akan berusaha untuk mengembangkan aspek-aspek berikut:

Nilai-nilai: Kepercayaan dan prinsip-prinsip yang menjadi landasan hidup.
Sikap: Cara pandang dan perasaan terhadap diri sendiri, orang lain, dan dunia.
Perilaku: Tindakan dan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Keterampilan: Kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik.
Pengetahuan: Pemahaman tentang berbagai hal.
Pengalaman: Pelajaran yang diperoleh dari berbagai peristiwa dalam hidup.

Ingatlah bahwa personality development adalah proses yang berkelanjutan.

Dengan kita memiliki social skills yang kuat maka hal ini akan memudahkan kita dalam membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan orang lain secara profesional. Bahkan semakin bagus social skills yang kita miliki tentunya akan sangat membantu dalam membangun networking dengan orang lain atau memudahkan kita dalam mencapai tujuan karir yang kita impikan.

Untuk mengembangkan social skills ini, diperlukan belajar tentang etika dan etiket dalam bisnis, karena kedua hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar ketika kita berhadapan dengan orang lain, termasuk dalam meningkatkan kepuasaan klien ataupun pelanggan.

Etika dan Etiket, Apakah Sama?

Semula mungkin terlihat sama, tapi ternyata ada bedanya etika dan etiket. Namun meski keduanya adalah hal yang berbeda tapi tujuannya sama yaitu membentuk keterampilan sosial.

Etika sendiri menyangkut aspek moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, agama, yang bersifat absolut. Jadi, dilihat atau tidak, etika tetap berjalan, seperti hidup tetap jujur, tidak boleh menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi, memberikan apresiasi yang tulus, tidak menyalahgunakan kedudukan, dapat mengontrol diri, bertoleransi, dan lain sebagainya.

Sedangkan Etiket menyangkut tentang tata cara pergaulan yang baik antar sesama manusia dan bersifat relatif. Dan etiket ini dapat berubah sesuai dengan waktu, lokasi atau situasinya. Contohnya, tersenyum, menyapa, membuat kontak mata, tidak memotong pembicaraan orang, dan lain sebagainya.

Etika mengacu pada prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku seseorang. Etika membantu kita untuk membedakan antara yang benar dan salah, dan mendorong kita untuk bertindak dengan cara yang adil, hormat, dan bertanggung jawab. Dalam konteks pengembangan kepribadian, etika penting untuk membangun karakter yang kuat dan berintegritas.

Etiket, di sisi lain, mengacu pada norma-norma sosial yang mengatur perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Etiket membantu kita untuk berperilaku sopan dan pantas dalam berbagai situasi sosial. Dalam konteks pengembangan kepribadian, etiket penting untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan menciptakan kesan yang baik.


Berikut beberapa alasan mengapa etika dan etiket penting dalam pengembangan kepribadian:
  • Membangun karakter yang kuat. Etika membantu kita untuk mengembangkan nilai-nilai moral yang kuat, seperti kejujuran, keadilan, dan rasa hormat. Nilai-nilai ini merupakan dasar dari karakter yang kuat dan berintegritas.
  • Meningkatkan hubungan. Etiket membantu kita untuk berperilaku sopan dan pantas dalam berbagai situasi sosial. Hal ini dapat membantu kita untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan meningkatkan rasa kepercayaan dan kerjasama.
  • Meningkatkan peluang. Etika dan etiket yang baik dapat membuka peluang baru dalam hidup, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Orang-orang yang berperilaku etis dan sopan umumnya lebih dipercaya dan dihormati, sehingga mereka lebih disukai untuk peluang-peluang penting.
  • Meningkatkan kebahagiaan. Berperilaku etis dan sopan dapat membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri dan meningkatkan kebahagiaan hidup. Hal ini karena kita tahu bahwa kita telah bertindak dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.
Mengembangkan kepribadian yang baik membutuhkan usaha dan komitmen. Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan etika dan etiket adalah dengan belajar dari orang-orang yang kita kagumi dan hormati. Kita juga dapat membaca buku dan artikel tentang etika dan etiket, serta mengikuti pelatihan atau workshop.

Penting untuk diingat bahwa etika dan etiket bukanlah hal yang statis. Norma-norma sosial dapat berubah seiring waktu, dan kita perlu terus belajar dan beradaptasi. Namun, prinsip-prinsip etika yang mendasar, seperti kejujuran, keadilan, dan rasa hormat, selalu relevan.

Akhirnyaaa, kelas singkat ini diakhiri dengan pembahasan teknis etiket seperti cara mengenalkan diri, berjabat tangan, membangun small talks untuk social relationship, dan masih banyak lagi. Mindblowing lho, banyak hal-hal etiket yang baru saya ketahui di kelas ini seperti berapa jarak kontak mata yang baik dalam berbicara sama orang lain, itu ada angkanya, precise! 


Senang banget bisa berpartisipasi jadi peserta yang dapat ilmu dan insight seperti ini karena ilmu pengembangan kepribadian ini bisa jadi mahal harganya. Thanks to ISB dan Duta Bangsa School. Kalau teman-teman perlu mendalami lebih jauh tentang pengembangan kepribadian, bisa mendapat informasi lebih lanjut di Instagramnya @duta_bangsa atau meluncur ke web www.dutabangsa.co.id .
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url